Jambi (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sempat mengendur pada awal masa reformasi. Padahal, menurut Presiden, dua kegiatan yang digagas pada masa orde baru itu mendatangkan banyak manfaat untuk keluarga, terlebih di daerah terpencil. "Untuk itu, harus kita hidupkan kembali. Karena, kalau dihidupkan kembali, banyak masyarakat di desa terpencil yang diuntungkan," kata Presiden saat berpidato pada peringatan Hari Keluarga Nasional XV di Gelanggang Olahraga Paduka Berhala, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, Minggu. Presiden juga mengingatkan tujuan peringatan Hari Keluarga Nasional adalah untuk mengingatkan pentingnya program keluarga kecil sejahtera. "Jelas sekali di situ, yang kita tuju adalah keluarga kecil bahagia sejahtera. Mari kita betul-betul wujudkan itu," ujarnya. Apabila pertumbuhan dan perkembangan penduduk dapat dikelola secara baik, Presiden mengatakan, maka pertumbuhan ekonomi akan lebih baik dan pengurasan sumber daya alam secara berlebihan juga dapat dicegah. "Itu mata rantainya mengapa kita galakkan program keluarga berencana menuju keluarga kecil sejahtera," kata Presiden. Pada peringatan Harganas XV, Presiden juga mencanangkan bulan bhakti gotong royong masyarakat V tahun 2008. Presiden meminta bangsa Indonesia untuk tetap memelihara sifat gotong royong yang telah membuat Indonesia terkenal dengan asas kekeluargaannya. "Jangan lunturkan gotong royong karena globalisasi. Jangan hilangkan nilai-nilai yang baik," ujarnya. Dalam kunjungan ke Jambi, selain didampingi Ibu Negara, Presiden juga disertai beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu, yaitu Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menteri Dalam Negeri Mardiyanto, serta Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasioanl (BKKBN) Sugiri Syarief.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008