Magelang (ANTARA News) - Kiki Maria (43), putri artis film horor Suzana Martha Frederica Van Osch Nathalia, menegaskan keingintahuannya menyangkut penyebab sesungguhnya atas kematian sang ibunya itu. "Bila perlu dengan menempuh langkah hukum," katanya di Magelang, Jumat malam, didampingi William Charles (71) yang juga kakak Suzana. Suzana meninggal dunia dalam usia 66 tahun pada hari Rabu (15/10) sekitar pukul 23.15 WIB di rumahnya di kawasan Kebondalem, Kelurahan Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah, karena sakit diabetes yang dideritanya selama 30 tahun terakhir. Jenazah Suzana dikubur di Taman Pemakaman Umum (TPU) Giriloyo, Kamis (16/10) sekitar pukul 09.30 WIB secara sederhana, tanpa upacara besar, sesuai dengan pesan almarhum kepada Stevanus Clift Nathalia alias Clift Sangra (43), suami Suzana. Suzana meninggal dunia beberapa saat setelah minum susu. Saat meninggal dunia, dia bersama suaminya, Clift, di kamar tidur. Di rumah itu hanya ada Suzana, Clift, anak angkat mereka bernama Rama Yohanes (14), dan pembantu rumah tangga, Fitri. Keluarga Suzana mengalami hambatan komunikasi karena pertengkaran tahun 2006 antara Clift-Suzana dengan Abriyarso Priharto Boyoh (43)-Kiki hingga ke meja hijau. Abriyarso adalah suami Kiki Maria. Kiki adalah salah satu anak Suzana dari pernikahannya dengan suami pertama, Dicky Suprapto, yang telah meninggal dunia. Kakak kandung Kiki bernama Ari Adrianus telah meninggal dunia tahun 1977 dalam usia 17 tahun. Setelah pertengkaran itu, keluarga Kiki pindah dari rumah kontrakan di kompleks Perumahan Armada Estate Kota Magelang ke kawasan Gedong Kuning, Yogyakarta. Mereka tidak pernah bertemu lagi dengan Suzana. Kiki mengaku, tidak mendapat pemberitahuan dari Clift atas kematian ibunya. Dia mengetahui kabar itu dari pemberitaan media massa dan kemudian pada hari Kamis (16/10) sore mendatangi kubur Suzana. Berdasarkan informasi yang diperolehnya, katanya, ada keanehan pada saat menjelang kematian Suzana. "Semua datang setelah mama meninggal, hanya Clift, anak, dan pembantu, itu infotaiment," katanya. Ia mengemukakan, mengetahui sakit yang diderita Suzana yang sudah relatif lama, seperti diabetes dan gagal ginjal. "Tetapi, peristiwa malam itu, saya minta pertanggungjawabannya, sesudah minum, meninggal dunia, tidak ada otopsi, apa yang terjadi sebelum meninggal," katanya. Ia menyatakan, akan mengumpulkan informasi lagi menyangkut kematian ibunya setelah berrembuk dengan keluarga. Hingga saat ini keluarganya juga belum masuk ke rumah Suzana dan bertemu dengan Clift. "Rumah sudah digembok, aneh seperti ada peristiwa apa, ada yang takut datang, siapa yang dikira datang," katanya. Pada Jumat (17/10) sejak sekitar pukul 18.00 hingga 18.54 berlangsung doa untuk arwah Suzana di rumah William Charles atau yang biasa dipanggil Om Butje yang terletak di samping rumah Suzana. Sekitar 45 umat Katolik setempat menghadiri doa arwah secara sederhana dipimpin Prodiakon, Darsono. Keluarga Kiki dan lainnya yang datang dari sejumlah kota, seperti Jakarta dan Bali mengikuti persembahyangan tersebut. Suasana rumah Suzana terlihat gelap karena lampunya padam, sedangkan pintu gerbang dari besi relatif tinggi berwarna hijau rumah itu tertutup rapat. Abriyarso menyatakan sedih karena telah kehilangan ibu yang baik. Abriyarso yang masih termasuk keponakan Suzana itu menikah dengan Kiki Maria. Ia menegaskan dukungan kuatnya terhadap keinginan isterinya, Kiki, untuk menempuh jalur hukum untuk mengetahui peristiwa kematian Suzana. "Saya dan keluarga besar Boyoh mendukung," katanya. Pada kesempatan lain, Clift mengatakan, kematian isterinya secara tiba-tiba beberapa saat setelah minum susu. Sebelum menghembuskan napas terakhir, Suzana, masih berbincang-bincang dengan dirinya di tempat tidur. Setelah mengetahui tanda-tanda kematian Suzana, Clift segera menghubungi dokter pribadinya, dr. Mia Pramudianti yang kemudian datang bersama suaminya, dr. Hasman Budiono, di rumah itu untuk melakukan visum et repertum guna memastikan bahwa Suzana telah meninggal dunia. Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resort Kota (Polresta) Magelang, AKP Purwanto Hae Widodo, bersama sejumlah anggotanya melakukan identifikasi terhadap jenazah Suzana, sebelum dibawa dengan ambulans ke pemakaman. Kepala Polresta Magelang, AKBP Wahyu Handoyo, mengatakan, berdasarkan keterangan dari dr. Mia dan surat keterangan dokter kesehatan, Suzana meninggal dunia secara wajar karena penyakit yang dideritanya selama ini. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008