Pontianak (ANTARA News) - Pesawat tempur milik TNI-AU Pangkalan Udara Pontianak, Kalimantan Barat nyaris mendarat di Sungai Kapuas karena kabut asap.

"Setelah tiga kali gagal berupaya mendarat di Pangkalan Udara Pontianak dan memutar-mutar, pilot yang membawa pesawat tempur itu mengira Sungai Kapuas landasan TNI-AU Pontianak, tetapi alangkah kagetnya ternyata itu sungai dan baru diketahui dengan jarak 500 meter," kata Kapten Heru S, saat pertemuan dengan Muspida Kalbar terkait bencana asap yang semakin pekat di provinsi itu, di Pontianak, Kamis.

Ia mengatakan, peristiwa yang terjadi pada Rabu (5/8) itu setelah sebelumnya pihaknya memutuskan akan melakukan latihan terlebih dahulu melihat jarak pandang di sekitar Bandara Supadio Pontianak, yang terlihat masih normal. "Begitu pilot sudah mutar-mutar dan hendak menuju landasan TNI-AU, jarak pandang hanya kurang dari 500 meter sehingga berbahaya dan tidak layak untuk mendarat," katanya.

Akhirnya pilot memutuskan memutar sebanyak tiga kali sambil menunggu jarak pandang memungkinkan untuk mendarat. "Ternyata saat memutar pilot melihat ada landasan yang cukup untuk mendarat dan ia mengira itu landasan TNI-AU, beruntung dengan jarak 500 meter diketahui itu adalah sungai, pilot dengan sigap cepat-cepat naik kembali," kata Heru.

Heru menjelaskan, kalau untuk pesawat komersil atau pesawat penumpang dengan jarak tinggal 500 meter dari landasan sudah pasti tidak bisa lagi naik.

Kepala Stasiun BMG Supadio Pontianak, Bambang mengatakan, sejak sepekan terakhir jarak pandang di sekitar Bandara Supadio Pontianak dan sekitarnya mulai pukul 06:00 WIB hingga pukul 07:00 WIB dibawah 500 meter, kemudian berangsur naik mulai pukul 07:30 WIB.

"Jarak pandang baru mulai 1.000 meter sekitar pukul 08:00 WIB, jarak pandang 2.000 - 3.000 meter sekitar pukul 08:00 WIB - 10:00 WIB," katanya.

Ia memperkirakan, hujan baru akan terjadi dengan intensitas rendah akhir Agustus, dan September baru intensitas 100 - 150 milimeter.

"Baru ada angin El Nino saja kita sudah kemarau bukan main. Padahal perkiraan El Nino akhir tahun 2009," kata Bambang.

Data Dinas Kehutanan Kalimantan Barat, sebanyak 1.146 titik panas terpantau melalui satelit NOAA, Rabu (5/8), yang tersebar di kabupaten/kota di provinsi itu.

Paling banyak sebaran titik panas berada di wilayah utara Kalbar, atau kabupaten yang berbatasan dengan Malaysia, seperti Kabupaten Sambas, Bengkayang, Sintang, Sanggau dan Kapuas Hulu.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009