Jakarta, (ANTARA News) - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Subandrio menyatakan, sejumlah penerbang TNI AU siap dikerjasamakan dan terbang dengan armada PT Garuda Indonesia (Garuda).

"Sudah banyak penerbang TNI yang siap. Sekarang, tinggal menunggu payung hukumnya dari Dephan (Departemen Pertahanan)," katanya menjawab pers didampingi Dirut Garuda, Emirsyah Satar usai menandatangani kerja sama kedua pihak di Jakarta, Jumat.

Menurut Subandrio, pemberdayaan sejumlah pilot atau penerbang TNI AU ke Garuda ini dulu dikenal istilah "dikaryakan" dan kini istilah itu tidak dipakai lagi.

"Yang paling tepat, mungkin kerja sama, semacam KSO (kerja sama operasi)," katanya menjelaskan.

Bagi penerbang TNI AU, kata Subandrio, antara lain juga untuk keperluan pemenuhan keterampilan profesi sesuai dengan tipe terbang (type rating) yang bersangkutan.

"Skala ribuan jam terbang di TNI AU yang tak terpenuhi, akhirnya bisa dengan Garuda," ujarnya.

Garuda sendiri, kata Dirut Emirsyah Satar, saat ini masih membutuhkan tambahan pilot sekitar 100 personel per tahun, dalam beberapa tahun mendatang.

Selain itu, kata Subandrio, keterampilan pilot TNI AU, khususnya penerbang transporter jenis jet seperti Boeing 737 series, latihan terbangnya dengan simulator Garuda.

Subandrio mengatakan, kerja sama itu, juga meliputi pemanfaatan sarana perawatan pesawat Garuda (Garuda Maintenance Facility/GMF) untuk merawat pesawat-pesawat jet milik TNI AU.

"Lebih efisien dirawat di GMF ketimbang ke luar negeri seperti Singapura. Untuk terbang ke Singapura saja per jamnya harus dikeluarkan anggaran 7.000-8.000 dolar AS," katanya.

Tidak hanya itu, tambah Subandrio, mekanik TNI AU juga bisa dikerjasamakan dengan Garuda. "Garuda juga kekurangan mekanik," kata Emirsyah.

Bukan baru

Sementara itu, menurut Kadispen TNI AU Marsma TNI AU FHB Soelistyo, kerja sama dengan PT Garuda Indonesia itu hingga saat ini sudah memasuki tahap ke-3.

"Setiap lima tahun, kerja sama ini dievaluasi dan diperbaharui. Jadi, dalam hal ini bukan hal baru," katanya menjelaskan.

Kemudian, dari faktor sejarah, kedua pihak memang terikat karena pendirian Garuda di masa lalu, ternyata juga melibatkan para pelopor dan pendahulu TNI AU.

Hal terpenting dari kerja sama itu adalah, tambahnya, untuk memperkuat pengelolaan ketahanan udara nasional (air power). (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009