New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak New York sempat mencapai 75 dolar AS per barel pada Selasa waktu setempat, untuk pertama kalinya dalam 10 bulan, sebelum jatuh tajam menjelang data persediaan baru di Amerika Serikat, pengguna energi terbesar di dunia.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Oktober, menyentuh 75,00 dolar AS, level yang terakhir terlihat pada Oktober 2008 sebelum resesi global, karena pasar menyambut laporan yang menunjukkan kepercayaan konsumen AS meningkat.

Namun investor mulai menjual ketika kontrak tidak melewati batas psikologis 75-dolar. Harga minyak akhirnya menetap di 72,05 dolar AS per barel, atau turun 2,32 dolar dari penutupan Senin.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Oktober turun 2,44 dolar AS menjadi 71,82 dolar AS per barel.

"Ada banyak antisipasi hari ini bahwa minyak mentah akan menembus hingga 75 dolar, memicu membeli," kata Andy Lipow, dari Lipow Oil Associates.

"Tapi ketika itu tidak terjadi, kita melihat harga minyak mentah mundur cukup cepat selama waktu jam makan siang-jam."

Harga melesat sampai 75 dolar setelah Conference Board, sebuah perusahaan riset bisnis, mengumumkan Selasa, bahwa kepercayaan konsumen AS naik lebih dari yang diperkirakan pada bulan Agustus setelah dua bulan berturut-turut menurun, didukung oleh lompatan dalam harapan pemulihan untuk bulan-bulan mendatang,

Indeks kepercayaan konsumen naik menjadi 54,1 pada bulan Agustus dari revisi naik 47,4 pada bulan Juli.

Rebound dalam keyakinan lebih kuat daripada perkiraan banyak analis 47,9. Indeks telah mencapai puncak delapan bulan 54,8 pada bulan Mei.

Data Agustus "memiliki dampak besar dan mungkin merespon untuk seluruhnya bergerak lebih tinggi di pasar minyak," kata analis David Hart dari Hanson Westhouse.

"Kepercayaan konsumen sangat berhubungan erat dengan ekonomi AS - 70 persen ekonomi didorong oleh pengeluaran konsumen dan jika konsumen merasa lebih baik maka itu pertanda baik bagi perekonomian - yang baik untuk permintaan energi."

Permintaan AS akan diuji Rabu, ketika Departemen Energi mengungkapkan data persediaan mingguannya. Minggu lalu, data menunjukkan stok minyak mentah jatuh mengejutkan 8,4 juta barel, dan beberapa analis memperkirakan penurunan lebih dari satu juta barel minggu ini.

Minyak mentah berjangka telah menguat sampai puncak 10-bulan pada hari Senin di tengah meningkatnya harapan untuk pemulihan ekonomi global dan menguatnya data minyak China.

Pasar juga menemukan sebuah batu loncatan dari komentar positif Ketua Federal Reserve Ben Bernanke pada hari Jumat tentang prospek untuk pemulihan dari resesi global.

Ketua Fed Ben Bernanke, yang terpilih kembali untuk jangka empat tahun kedua pada hari Selasa, mengatakan pekan lalu, bahwa prospek pertumbuhan "tampak baik" meskipun pasar keuangan tegang.

Ketua Bank Sentral Eropa (ECB) Jean-Claude Trichet, juga pekan lalu, memperkirakan bahwa ekonomi dunia yang "terjun bebas" sudah berakhir.

Harga minyak telah merosot sejak mencapai rekor tertinggi di atas 147 dolar AS pada Juli 2008 akibat ganas resesi global memangkas permintaan energi. Harga minyak kembali merangkak naik didukung menguatnya harapan pemulihan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009