Tapin, Kalsel (ANTARA News) - Jumlah korban yang ditemukan tewas disekitar lokasi terbaliknya KM Sri Mulya di Sungai Margasari, Desa Batalas, Kecamatan Candi Laras Utara (CLU), Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan (Kalsel), terus bertambah, demikian dilaporkan Sabtu.

Kapal penumpang itu terbalik Jumat (28/8) sekitar pukul 20:00 Wita diduga disebabkan kelebihan muatan, hingga pukul 01:00 Wita tengah malam baru satu korban tewas atas nama Intan (35), warga Nagara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).

Petugas penyelamat segera berdatangan ke lokasi musibah. Mereka yang datang tidak hanya dari Kota Rantau, tetapi juga dari Kota Banjarmasin.

Sabtu (29/8), sekitar pukul 11:00 Wita, petugas penyelamat berhasil menemukan kembali seorang korban. Korban itu dikenali sebagai Basriah (35), warga Nagara, HSS.

Korban tewas yang ditemukan disepanjang aliran Sungai Margasari itu terus bertambah, hingga pukul 12:00 Wita tercatat 12 orang sudah ditemukan.

Koordinator Tagana Tapin, Sugiri yang dihubungi melalui sambungan telepon mengatakan, hingga kini pihaknya belum bisa melakukan identifikasi.

"Kita masih melakukan pencarian, korban yang ditemukan sementara dikumpulkan terlebih dahulu, sebelum nantinya dilakukan identifikasi," ujarnya di Desa Batalas, sekitar 45 kilometer dari Kota Rantau, ibu kota Tapin yang berjarak sekitar 165 kilometer utara Banjarmasin.

Menurut dia, bila ada yang merasa keluarganya ikut dalam kapal nahas itu, bisa datang langsung ke lokasi untuk mengenali korban.

"Coba kenali para korban yang telah ditemukan. Dengan begitu membantu memudahkan kami melakukan identifikasi," katanya.

Sementara, nakhoda kapal nahas yang masih belum diketahui namanya itu hingga kini masih buron. Menurut Kapolres Tapin, AKBP Akhmad Shaury Sik pihaknya masih melakukan pengejaran.

"Yang bersangkutan melarikan diri sesaat setelah kapal oleng dan tenggelam," ujarnya.

KM Sri Mulya berangkat dari pelabuhan Kota Nagara, HSS, Jumat (28/8) sekitar pukul 14:00 Wita. Menurut seorang penumpang yang selamat, Agus, mestinya yang berangkat adalah KM Dahlia dengan ukuran lebih besar.

"Tapi saat itu KM Dahlia sedang dok, sehingga diputuskan KM Sri Mulya yang berangkat," ujarnya.

Menurut dia, KM Sri Mulya sebenarnya hanya mampu menampung sekitar 60 orang penumpang.

"Tapi saat berangkat saja jumlah penumpang sudah lebih dari seratus orang," katanya.

Ia menambahkan, disepanjang perjalanan menuju Banjarmasin, KM Sri Mulya menyinggahi beberapa penumpang lagi yang memberhentikan dipinggir sungai.

"Kapal juga dipenuhi muatan ikan gabus kering dan beberapa barang dagangan yang dinaikkan di Pelabuhan Nagara dan Desa Bajayau," tambahnya.

Namun Agus mengaku tidak mengetahui siapa nama nakhoda itu, karena kapal itu dinakhodai bergantian setiap minggunya.

Saat melintasi Desa Batalas, kapal yang melebihi muatan itu oleng. Penumpang yang panik berebutan menyelamatkan diri dan terjun kesungai.

Namun nahas bagi mereka yang tidak bisa berenang, orang tua dan yang saat itu telah terlelap, hingga tidak sempat menyelamatkan diri dan ikut tenggelam bersama kapal.

Warga Batalas yang tengah melaksanakan shalat Isya, segera berhamburan kearah sungai sesaat setelah shalat usai. Saat itu juga, warga menghubungi petugas polisi dan camat di Margasari, ibu kota Kecamatan CLU.

Data yang berhasil dihimpun Tim Tagana Tapin hingga tengah malam menyebutkan, kapal dimuati 106 penumpang termasuk ABK. Terdiri dari 84 penumpang selamat, 21 hilang dan satu ditemukan telah meninggal dunia.

Hingga pukul 10:00 Wita, data itu berubah. Disebutkan kapal dimuati 128 penumpang termasuk ABK, terdiri dari 84 penumpang selamat dan 32 hilang dinyatakan masih hilang.

Hingga berita ini diturunkan, Tim Penyelamat terus berupaya melakukan pencarian termasuk yang dikerahkan dari Banjarmasin.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009