London (ANTARA News/AFP) - Euro melemah terhadap dolar AS dan yen pada Selasa waktu setempat, karena optimisme atas tanda-tanda pemulihan ekonomi mulai berkurang dan investor mencari tempat berlindung yang aman (safe haven), kata para pedagang.

"Keyakinan investor tetap hangat bahkan karena data makro ekonomi umumnya mengejutkan naik di seluruh negara," kata analis dari Barclays Capital.

"Hal ini telah meninggalkan valuta asing tanpa tema yang jelas dalam sebuah pasar musim panas yang tipis, walaupun minggu ini jadwal sibuk dari keputusan suku bunga dan rilis data ekonomi AS ... dapat memberikan beberapa arah. "

Greenback melemah sejak awal terhadap euro setelah penjualan ritel Jerman naik untuk pertama kalinya dalam tiga bulan, menambah harapan pemulihan di ekonomi zona euro, namun dolar pulih pada akhir perdagangan London.

Mata uang tunggal Eropa turun menjadi 1,4241 dolar dari 1,4341 dolar di NewYork Senin malam.

Dolar naik pada Selasa menjadi 93,12 yen dari 93,08 yen hari Senin.

"Sementara kami percaya bahwa bank sentral tidak akan merusak pesta dengan membalikkan kebijakan moneter, pasar masih mencari petunjuk kemungkinan bentuk pemulihan," kata Mitul Kotecha dari bank Perancis, Calyon.

Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya pada rekor terendah 1,0 persen ketika mereka bertemu pada hari Kamis, menurut analis.

Euro cenderung melemah dalam menanggapi pesimisme pertumbuhan ekonomi karena investor beralih ke dolar, yang dianggap sebagai mata uang yang berisiko rendah.

Tetapi beberapa data positif manufaktur AS tidak cukup untuk meningkatkan euro pada Selasa.

Institute of Supply Management (ISM) mengatakan sektor manufaktur AS tumbuh pada Agustus setelah 18 bulan berturut-turut menurun. Indeks Pembelian Manajer (PMI) dari ISM melompat menjadi 52,9 persen dari 48,9 persen pada Juli.

Namun, data pada sektor bangunan lebih lemah daripada yang diperkirakan, dengan pengeluaran pada konstruksi jatuh 0,2 persen pada Juli.

Ada juga berita negatif dari Eropa, di mana angka pengangguran menunjukkan di 16 negara yang menggunakan euro mencapai angka tertinggi 10 tahun sebesar 9,5 persen pada Juli.

Para investor juga melihat ke depan untuk laporan utama pekerjaan bulanan di Amerika Serikat yang dijadwalkan akan dirilis pada hari Jumat, di tengah kekhawatiran bahwa pasar buruh yang lemah dapat menghalangi pemulihan di ekonomi terbesar dunia itu.

Pasar saham Eropa turun tajam dengan London, indeks FTSE 100 dari saham utama ditutup turun 1,82 persen. Saham AS juga tenggelam dalam menanggapi data bervariasi, dengan Dow Jones Industrial Average turun 0,68 persen pada awal perdagangan.

Pasar juga hati-hati menantang kenaikan Indeks Pembelian Manajer (PMI) China, sebuah ukuran dari kegiatan manufaktur, yang menunjukkan manufaktur ekspansi untuk enam bulan berturut-turut.

Pada akhir perdagangan di London, Selasa, euro berpindah tangan pada 1,421 dolar terhadap 1,4341 dolar akhir Senin, pada 132,67 yen (133,47), 0,8805 pound (0,8802) dan 1,5166 franc Swiss (1,5178).

Dolar berdiri di 93,12 yen (93,08) dan 1,0645 franc Swiss (1,0583). Pound berada pada 1,6175 dolar (1,6291).

Di London Bullion Market, harga emas turun menjadi 955 dolar per ons dari 955,50 dolar per ons Jumat malam. Pasar emas tutup di London pada Senin karena libur umum di Inggris. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009