New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak naik tajam pada Rabu waktu setempat karena data menunjukkan lebih banyak tanda-tanda pemulihan di Amerika Serikat, konsumen energi terbesar di dunia.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman November, melonjak 3,90 dolar AS berakhir pada 70,61 dolar AS per barel.

Di London minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November naik tajam 3,58 dolar AS menjadi 69,07 dolar AS per barel.

Perekonomian AS bergerak mendekati kemunculan dari resesi pada kuartal kedua, menurut data yang direvisi Rabu, menunjukkan angka lebih kecil dari yang diperkirakan 0,7 persen output kecepatan penurunan.

Angka produk domestik bruto (PDB) lebih baik daripada perkiraan penurunan bulan lalu 1,0 persen, dan lebih kuat daripada perkiraan rata-rata ekonom swasta untuk tingkat tahunan penurunan 1,2 persen.

Laporan ini muncul untuk mengkonfirmasi bahwa perekonomian terbesar dunia itu muncul dari resesi panjang dan rebound (berbalik naik) dari terguling 6,4 persen pada kuartal pertama 2009.

Juga pada hari Rabu, data persediaan minyak pemerintah AS menunjukkan tak terduga dan penurunan besar dalam persediaan bensin di minggu sebelumnya, menyiratkan meningkatnya permintaan dan meningkatkan harga.

"Ada lebih banyak tanda-tanda pemulihan dalam permintaan minyak AS selama minggu lalu, terutama pada bagian atas barel," kata para analis Barclays Capital dalam laporannya.

"Produk yang tetap kuat bensin," kata mereka, menambahkan bahwa "sementara sisa ekonomi mengalahkan konsumen dalam hal data PDB, dalam data minyak terjadi yang sebaliknya.

"Konsumen sedang bergerak, tapi truk dan kereta api memang masih ketinggalan."

Namun persediaan minyak mentah tetap besar, naik 2,8 juta barel menjadi 338.4 juta di minggu lalu, Departemen Energi AS mengatakan. Persediaan diperkirakan akan meningkat dua juta barel.

Pekan lalu, harga minyak merosot di tengah kekhawatiran terhadap meningkatnya pasokan dan terus melemahnya permintaan.

Di tempat lain pada Rabu, pasar mencerna ketegangan geopolitik yang mendidih dari produsen minyak mentah utama Iran.

Presiden Mahmoud Ahmadinejad diserang para pemimpin dunia yang menuntut akses terhadap pabrik pengayaan uranium Iran yang sedang dibangun di dekat pusat kota suci Qom, yang baru saja diperlihatkan.

Pejabat dari enam kekuatan dunia - Inggris, China, Perancis, Jerman, Rusia dan Amerika Serikat - akan bertemu dengan juru runding utama Iran Saeed Jalili di Teheran, Kamis, untuk membahas program nuklir kontroversial.

Kekuatan Barat mencurigai program ditujukan untuk membuat senjata atom, namun Iran membantah tuduhan itu.

Iran pompa sekitar 3,8 juta barel minyak mentah per hari dan eksportir minyak terbesar ketiga dunia setelah Rusia dan Arab Saudi. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009