Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan, pihaknya belum akan melakukan penambahan pasukan menyusul terjadinya penembakan kembali terhadap bus karyawan PT Freeport Indonesia di ruas jalan mile 42 yang mengakibatkan dua karyawan terluka.

"Sampai sekarang, rencana itu belum ada. Kami akan berkoordinasi dengan kepolisian untuk intensifkan Satuan Tugas Patroli bersama di bawah kendali kepolisian," katanya usai menerima Kontingen Garuda XX-F yang telah menyelesaikan misi perdamaian di Kongo, di bawah bendera PBB di Jakarta, Jumat.

Sementara itu, Mabes Polri akan mengirimkan tim khusus ke Papua guna mengamankan areal PT Freeport, Kabupaten Mimika, Papua.

Kepala Polri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri mengatakan, pasukan dengan kemampuan khusus tersebut akan dikirimkan untuk mengusut tuntas pelaku penembakan yang selama ini meresahkan.

"Kami terus lakukan langkah pencegahan dan penindakan. Baru kemarin kami kirim unit khusus ke Timika. Target kami adalah jangan sampai hal ini terjadi lagi," kata Kapolri.

Unit Khusus tersebut, kata Bambang Hendarso, merupakan tim dengan kemampuan dan spesifikasi khusus. Pengiriman unit khusus tersebut dilakukan Polri, karena medan di kawasan tersebut yang dikenal sangat sulit untuk dapat dilakukan pengejaran terhadap pelaku penembakan.

"Kita sudah lihat pola-pola (penembakan) yang lalu. Maka sekarang kita kirimkan tiga tim khusus. Dan ini harus ada hasil," tegasnya.

Mengenai siapa sebenarnya pelaku penembakan tersebut, Kapolri masih belum mau memberikan keterangan lebih rinci.

Ia enggan berspekulasi meski kasus serupa sudah berulang kali terjadi di Papua. "Kita masih mengacu bahwa di sana ada pelaku bersenjata. Dan ini akan kita jadikan target untuk kita tangkap," tegasnya.

Selama ini beberapa wilayah di Papua memang rawan terjadi konflik bersenjata.

Kapolri mengatakan, ada dua wilayah di Papua yang dominan terjadi kasus penembakan, yakni di sekitar Pegunungan Jayawijaya dan Timika. "Di sekitar Jayawijaya relatif sudah berkurang. Hanya di Timika saat ini masih terus terjadi," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009