Kupang (ANTARA News) - Pesawat Batavia Air Boeing 737 seri 400 dengan nomor penerbangan FLT 7P-711 tujuan Jakarta-Kupang yang mengangkut ratusan penumpang mendarat darurat di Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), karena roda pesawat tidak keluar.

"Kami sudah pasrah dengan keadaan tersebut, apalagi para penumpang sudah menangis," kata salah seorang penumpang Batavia Air, Willi Paga di Kupang, Selasa.

Dalam pesawat tersebut terdapat beberapa pejabat lingkup Pemerintah provinsi dan Kota Kupang, seperti Asisten I Setda NTT, Yos Aman Mamulak, Kepala Dinas Koperasi, Paulus Tadung, Kepala dinas pertamanan Kota Kupang, Niki Uly dan lainnya.

Kepala Perwakilan NTT di Jakarta ini mengisahkan, pesawat Batavia Air take off dari Jakarta menuju Kupang pada pukul 5.30 WIB, dan sesuai jadwal akan tiba di Bandara El Tari Kupang pada pukul 8.50 Wita, namun kenyataannya pesawat baru dapat mendarat pada pukul 9.30 Wita.

Keberangkatan dari Jakarta berjalan lancar, namun ketika hendak mendarat di Bandara El Tari Kupang roda pesawat tidak keluar penuh, sehingga pesawat tidak bisa mendarat.

"Roda pesawat hanya keluar setengah saja, sehingga pesawat tidak bisa mendarat," katanya.

Akibatnya, pesawat hanya berputar-putar di atas Kota Kupang sebanyak delapan kali. Pada saat itu, pramugari telah mengumumkan agar penumpang tetap tenang, karena pesawat akan mendarat darurat.

"Kami diminta untuk mendengar instruksi pilot. Instruksik yang disampaikan yakni badan membungkuk ke depan dan tangan menahan kursi bagian belakang, karena pesawat akan mendarat darurat," katanya.

Selama berputar-putar di atas Kota Kupang, para penumpang mulai histeris dan menangis, sehingga suasana di pesawat semakin tegang. "Saya pun sudah meneteskan air mata, karena belum tahu nasib saya," katanya.

Setelah berputar-putar selama kurang lebih 30 menit, lanjutnya, pramugari akhirnya mengumumkan bahwa pilot memutuskan untuk melakukan pendaratan darurat di darat, yakni Bandara El Tari Kupang.

Walaupun dengan kondisi seperti itu, namun pesawat Batavia tersebut dapat mendarat dengan mulus di bandara El Tari Kupang. Padahal di bandara tersebut, pemadam kebakaran dan ambulans sudah disiagakan untuk mengantisipasi hal-hal yang terjadi. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009