Bandung (ANTARA News) - Pengamatan pusat pemanfaatan sains atmosfer dan iklim Lembaga Antariksa Nasional (LAPAN) menyimpulkan, Kamis (15/1) terjadi gerhana matahari cincin di sebagian wilayah Indonesia dan terlihat di Bandung, sekitar 90 menit.

Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfir dan Iklim LAPAN, Thomas Djamaluddin, di Bandung, kepada wartawan, Rabu, menyebutkan, gerhana itu akan terlihat di Bandung sampai 8,3 persen.

Fenomena alam yang mulai berlangsung pukul 14.39 WIB hingga 15.55 WIB tersebut, menurut Thomas, akan terlihat sebagian, karena pada saat terjadi gerhana, matahari tidak pada posisi tegak lurus dengan posisi Indonesia.

"Cincin tidak akan kelihatan. Cincin hanya akan bisa terlihat jika berada tepat di bawahnya. Gerhana cincin tersebut akan terlihat jelas di Afrika Tengah, India Selatan, Myanmar dan Cina," kata Thomas Djamaludin.

Bandung jangan takut gelap, lanjut Thomas, sebab persentasenya tidak cukup besar. Puncak terjadinya gerhana di Bandung sebagai fenomena alam tersebut, diprediksikan pukul 15.18 WIB. Meski demikian, tetap saja tidak akan terlihat dengan jelas.

Berbeda dengan di daerah Nangroe Aceh Darussalam. Di sana, ujar Thomas, akan terlihat gelap, sebab gerhana matahari di Aceh Darussalam akan tampak hingga 60 persen.

"Gerhana ini akan terjadi dengan persentase nol sampai enampuluh persen, jadi paling besar di Aceh. Nanti akan sangat gelap di sana," kata Thomas.

Gerhana kali ini, lanjut Thomas, menjadi unik karena menjadi gerhana matahari pertama dan terakhir pada 2010. Gerhana matahari sebelumnya terjadi pada 26 Januari dan 22 Juli 2009.

Thomas menandaskan, gerhana yang terjadi pada 26 Januari 2009 diisitilahkan gerhana matahari cincin, sementara gerhana matahari 22 Juli 2009 sebenarnya gerhana matahari total.

"Tapi di Indonesia hanya terjadi gerhana sebagian," ujar Thomas pula.(*)

Pewarta: Ardianus
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010