Lebak (ANTARA News) - Nelayan di sejumlah tempat pelelangan ikan (TPI) di Kabupaten Lebak, sejak dua hari terakhir kembali melaut setelah beberapa pekan mereka menganggur akibat cuaca buruk yang melanda perairan Samudra Hindia.

"Kami bersyukur sehari melaut tangkapan ikan banyak seperti ikan layur, tembang, dan cumi-cumi," kata Maman (50) seorang nelayan TPI Bayah Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Kamis.

Dia mengatakan, saat ini nelayan mulai turun melaut karena cuaca di pesisir pantai selatan normal, bahkan ketinggian ombak dan tiupan angin tidak begitu besar.

Sebagian besar nelayan TPI Bayah kini beramai-ramai melaut dengan menggunakan perahu kincang serta dilengkapi alat tangkap rawe atau pancing.

Mereka para nelayan pergi melaut ada yang sore juga malam dan pulang kembali besok pagi.

"Pagi tadi kami pulang ke rumah bawa uang Rp200 ribu bersih setelah dipotong retribusi dan bahan bakar minyak," katanya.

Jono (55) seorang nelayan TPI Pulau Manuk, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, mengaku dirinya saat ini berani turun melaut karena cuaca normal dibandingkan tiga hari lalu.

Selama dua hari terakhir ini, kata dia, cuaca perairan Samudera Hindia membaik sehingga nelayan perahu kincang mereka kembali melaut.

Bahkan, saat ini tangkapan ikan cukup banyak dan nelayan lebih bersemangat lagi untuk melakukan aktivitas penangkapan ikan di pantai selatan.

"Diperkirakan tangkapan ikan melimpah karena dipastikan sudah tiba musim selatan," katanya.

Menurut dia, jika musim selatan biasanya tangkapan nelayan cukup banyak karena ikan-ikan dari Afrika berimigrasi untuk berkembangbiak di perairan Samudera Hindia.

"Setiap tahun nelayan kita memasuki panen jika tiba musim selatan itu," ujarnya.

Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Lebak, Ade Supriyatna, menyebutkan saat ini nelayan tradisional di lebak berjumlah 3.000 orang mulai kembali melaut setelah cuaca normal.

Sebelumnya, ujar dia, nelayan pesisir pantai Kabupaten Lebak menganggur akibat gelombang tinggi disertai tiupan angin kencang.

Selain itu, juga guyuran hujan deras sehingga nelayan tidak berani melaut.

"Dengan cuaca normal diharapkan tingkat ekonomi nelayan membaik dan sejahtera," katanya.

Sementara itu, pengamat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banten, Tatang, mengaku sejak dua hari lalu ketinggian gelombang selatan Banten mencapai 1,5 meter.

Tiupan angin kecepatan berkisar antara 0,5 sampai 12 knot atau 24 kilometer per jam.

"Kondisi seperti itu tentu aman bagi nelayan perahu kecil," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010