Jakarta (ANTARA News) - Novelis Damien Dematra menuturkan, novel terbarunya berjudul "Si Anak Kampoeng" terinspirasi oleh kekagumannya kepada kisah hidup tokoh idolanya, Syafi`i Ma`arif, yang dinilainya sebagai tokoh pluralisme sekaligus guru bangsa.

"Saya memang menyukai tokoh-tokoh pluralistik dan Buya Syafi`i Ma`arif ini salah satu tokoh pluralistik yang saya sukai, selain (almarhum) Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid)," kata Damien usai peluncuran Novel "Si Anak Kampoeng" di Jakarta, Kamis malam (11/2).

Damien mengaku mengenal Gus Dur terlebih dahulu sebelum mengenal Syafi`i Ma`arif yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammdiyah itu.

Sebelumnya, dia telah menganggap Gus Dur sebagai gurunya, namun setelah mengenal Syafi`i Ma`arif, penulis novel berjudul "Demi Allah, Aku Jadi Teroris" dan "Tuhan, Jangan Pisahkan Kami" tersebut merasa mendapatkan dua guru.

Menurutnya, Gus Dur dan Syafi`i Ma`arif adalah dua tokoh nasionalis dan guru bangsa yang luar biasa.

Senin lalu Damien Dematra juga telah meluncurkan karyanya berjudul "Sejuta Doa untuk Gus Dur", bertepatan dengan 40 hari wafatnya mantan Presiden RI itu.

Kisah Syafi`i Ma`arif menjadi menarik untuk diangkat karena kehidupannya yang dramatis dan bisa menjadi sumber inspirasi bagi siapa saja.

Uskup Koajutor Keuskupan Agung Jakarta Mgr Suharyo yang turut hadir dalam peluncuran buku mengapresiasi upaya penerbitan sejarah seorang tokoh agama yang inklusif dalam bentuk novel.

"Saya kira tidak mudah mengakrabkan sejarah dengan generasi muda. Namun, dengan novel ini menjadi lain," kata Mgr Suharyo.

Menurut mantan Uskup Keuskupan Agung Semarang tersebut, masyarakat Indonesia masih membutuhkan tokoh-tokoh agama yang bisa mengayomi dan bisa memberi pengertian tentang indahnya perbedaan. Syafi`i Ma`arif dinilainya mampu menjadi panutan bagi masyarakat.

Di lain pihak, Damien menyayangkan minimnya novel-novel inspiratif di pasaran. Jarang sekali terdapat novel yang berasal dari kisah nyata yang bisa memotivasi pembacanya,

"Saya mencoba membuat buku yang bisa dibaca oleh semua lapisan umur, terutama anak kecil," tutur Damien.

Menariknya buku ini terletak pada pentingnya aspek pendidikan yang bisa mengubah nasib buruk siapa pun menjadi nasib baik.

Syafi`i Ma`arif, baginya, adalah tokoh yang mempersembahkan hidupnya untuk menjadi milik bangsa Indonesia dan kemanusiaan melampaui batasan kelompok dan agama.

"Harapan saya, buku ini bisa menginspirasi kaum muda akan pentingnya pendidikan. Pendidikan bisa mengubah anak kampung biasa menjadi tokoh luar biasa. Syafi`i Ma`arif adalah orang yang tak mau berhenti belajar," tutur Damien.

Selain itu Damien berharap buku ini nantinya bisa mengikuti sukses Laskar Pelangi.

"Mudah-mudahan buku ini bisa menuai sukses seperti Laskar Pelangi. Kata penerbit, buku ini bagus sekali. Karena itulah, mereka mau menerbitkan," katanya.

Film "Si Anak Kampoeng" yang kisahnya diambil dari skenario dengan judul dan penulis yang sama, rencananya juga segera diluncurkan.

M-PPS/A041/AR09

Oleh
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010