Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta keluarga besar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) untuk memberikan pandangan dan rekomendasi agar kehidupan politik dan demokrasi Indonesia makin berkembang ke arah lebih baik.

Dalam pengantarnya saat menerima Pengurus Pusat ICMI di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis, Presidenmengatakan kehidupan politik di tanah air memang semakin demokratis namun tidak juga terlepas dari prilaku memprihatinkan sehingga mengakibatkan biaya politik tinggi.

"Saya ingin dalam kesempatan yang baik ini kepada Keluarga Besar ICMI menyampaikan pandangan-pandangan termasuk rekomendasi yang nanti kepada kami bersama-sama bagaimana sesungguhnya kita bisa mengembangkan demokrasi dan kehidupan politik di negeri ini yang makin demokratis," tuturnya.

Presiden mengatakan sebagai Kepala Negara maupun Kepala Pemerintahan dirinya bersama-sama dengan seluruh elemen masyarakat memiliki kewajiban moral agar masa depan negara tidak berada dalam wilayah salah serta jangan sampai generasi mendatang mendapatkan warisan perliaku politik dan demokrasi yang sebenarnya tidak diinginkan.

Setelah reformasi, kata dia, kehidupan demokrasi memang semakin mekar terlihat dari hak azasi manusia makin dilindungi, partisipasi rakyat semakin meningkat, serta tercermin dari pemilu yang semakin demokratis dan kehidupan pers semakin bebas.

Namun, Presiden mengaku prihatin dan cemas dengan kehidupan politik dan demokrasi yang cenderung berkembang menjadi proses yang mahal, tercermin dari biaya politik tinggi yang dikeluarkan setiap pelaksanaan pemilihan kepala daerah tingkat kabupaten/kota, maupun provinsi.

"Dikhawatirkan bila ini terus berkembang bukan hanya mahal politik itu tapi juga menyimpang dari hakikat bagaimana rakyat memilih pemimpinnya, memilih siapa yang mewakilinya dengan cara-cara yang baik, amanah, bersih, dan akuntabel," ujarnya.

Presiden mengatakan mencari cara untuk mengatasi politik berbiaya tinggi itu bukan saja masalah moral politik, namun juga menyangkut budaya dan etika politik.

"Ini masalah yang sangat mendasar menurut pendapat saya, tapi marilah kita memberanikan diri mengambil tanggung jawab dan melakukan sesuatu yang bisa kita lakukan. Mungkin tidak semudah yang kita bayangkan tapi kita tidak menyia-nyiakan kesempatan sejarah manakala tidak bisa berbuat untuk hal-hal seperti itu," tuturnya.

Presiden berjanji untuk mengundang kembali ICMI beserta pejabat pemerintah berwenang guna mendengarkan rekomendasi dan masukan ICMI tentang cara memperbaiki kehidupan demokrasi dan politik Indonesia.(D013/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010