Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional (LSN) Umar S Bakry menilai, tindakan KH Said Aqil Siradj dan KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjelang pelaksanaan muktamar NU menunjukkan keduanya memiliki agenda politik.

KH Said Aqil Siradj dan KH Salahuddin Wahid adalah kandidat ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

"Kedatangan Kiai Said dan Gus Sholah ke SBY jelas punya agenda politik, khususnya untuk melicinkan pencalonan mereka di muktamar NU," kata Umar di Jakarta, Minggu.

Menurutnya, hal itu tidak sehat bagi pembelajaran politik warga NU karena secara psikologi politik NU akan menjadi subordinat kekuasaan.

Selain itu, lanjut Umar, kedatangan Said dan Gus Sholah menemui Presiden mengindikasikan keduanya tidak mempunyai rasa percaya diri.

"Di bawah Gus Dur dan Hasyim Muzadi NU telah berhasil menjaga jarak dengan pusat kekuasaan, kini fenomena positif tersebut kembali akan dirusak oleh Said dan Gus Sholah," katanya.

Secara terpisah pengamat politik Lembaga Survei Indonesia (LSI), Burhanudin Muhtadi menilai undangan Presiden Yudhoyono kepada kandidat ketua umum PBNU menjelang pelaksanaan muktamar sangat mudah ditafsirkan sebagai upaya pemerintah ikut campur dalam urusan internal NU.

Undangan kepada dua kandidat, yakni Said Aqil dan Gus Sholah, menurut Burhanudin, juga akan mengundang tanda tanya mengingat kandidat ketua umum PBNU bukan hanya dua orang itu. Kandidat yang lain adalah KH Masdar F Masudi, Ahmad Bagdja, Slamet Effendy Yusuf, KH Ali Maschan Moesa, dan Ulil Abshar Abdalla.

"Kenapa hanya Said dan Gus Sholah saja yang dipanggil? Ini selain bisa menimbulkan kecemburuan juga berpotensi menimbulkan kegaduhan," katanya.

Kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (20/3) siang, Said menjelaskan, telah bertemu Presiden Yudhoyono di kediaman pribadi di Puri Cikeas pada Sabtu pagi.

Menurut Said, ia datang karena diundang, bahkan sedianya undangan itu untuk Jumat (19/3) malam, namun baru terealisasi keesokan harinya.

Sementara itu Gus Sholah mengaku telah bertemu Presiden Yudhoyono pada Jumat malam. (S024/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010