Surabaya (ANTARA News) - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, K.H. Abdusshomad Buchori, menyatakan, konferensi regional International Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, and Intersex Association (Ilga) tak sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia.

"Bahkan, kalau jadi dilaksanakan, maka akan menimbulkan gejolak sosial," katanya kepada wartawan di Surabaya, Rabu.

Oleh sebab itu, dia mendukung langkah Kepolisian Wilayah Kota Besar (Polwiltabes) Surabaya yang tak memberikan izin digelarnya Kongres Ilga di Surabaya pada 26-28 Maret 2010.

"Konferensi itu tidak banyak memberikan manfaat kepada masyarakat," kata Kiai Shomad berpendapat.

Menurut dia, gaya hidup kaum lesbian dan gay tidak disahkan oleh agama mana pun karena keberadaannya sangat mengganggu etika dan moral.

"Jika bicara tentang hak asasi manusia, seharusnya mereka juga melihat, bagaimana tatanan etika dan moral yang berlaku di Surabaya," katanya.

Jika dilihat melalui kaca mata agama, jelas dia, manusia diciptakan berpasang-pasangan dengan lawan jenis dan sangat menghormati pernikahan.

"Pernikahan itu tujuannya untuk mendapatkan keturunan. Tapi, kalau nikahnya sesama jenis apa mendapat keturunan? Makanya, hal itu sudah melanggar aturan agama mana pun," katanya.

Sebelumnya MUI telah memberikan surat rekomendasi kepada Polda Jatim dan Mabes Polri agar tidak mengizinkan kegiatan itu.(M038/Z002)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010