Jakarta (ANTARA News) - Massa dari Solidaritas Petani Sawit Indonesia berdemo di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, memprotes dua perusahaan internasional yang memutus kontrak pembelian CPO setelah ditekan kelompok lingkungan internasional Greenpeace.

Massa Solidaritas Petani Sawit Indonesia (SPSI) yang berjumlah sekitar 1.000 orang tersebut mengelilingi Bundaran Hotel Indonesia, Rabu siang.

Mereka berorasi sambil membawa ratusan spanduk dan poster yang mengecam pemutusan kontrak pembelian CPO oleh Unilever dan Nestle tersebut karena merugikan petani sawit Indonesia.

Juru Bicara SPSI Ronny mengatakan, Indonesia dierkirakan akan mengalami penurunan produksi CPO secara signifikan pasca pemutusan kontrak impor CPO dari Indonesia oleh dua perusahaan itu.

Selain anjloknya produksi CPO nasional, maka pemutusan kontrak tersebut juga mengancam kehidupan 3,3 juta keluarga petani sawit di Indonesia dan 13,2 juta anggota keluarga yang selama ini menggantungkan hidupnya dari produksi CPO.

Ronny mengatakan, saat ini, petani sawit Indonesia sudah mulai merasakan akibat dari pemutusan kontrak impor CPO tersebut. Misalnya, harga pembelian tandan buah segar (TBS) dari petani turun. Harga TBS turun 17 persen dari Rp1.460 per kilogram (kg) menjadi Rp 1.200 per kg.

Jika kondisi seperti ini tak segera diatasi, maka jutaan petani sawit akan menurun produktivitasnya, bahkan mungkin akan kehilangan pekerjaannya, katanya dalam keterangan tertulisnya.

Hal ini, lanjutnya, sangat memprihatinkan dan mengecewakan karena Unilever dan Nestle tidak mempedulikan dampaknya sebelum mengambil kebijakan untuk membatalkan kontrak impor CPO dari Indonesia.

Padahal, dua perusahaan asal Eropa itu sudah puluhan tahun mengambil kekayaan di Indonesia dari hasil penjualan produk-produknya.

"Sudah selayaknya mereka mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan," kata Ronny.

Di sisi lain, katanya, laporan yang diberikan Greenpeace masih perlu diverifikasi kebenarannya. Untuk membuktikan kebenaran tudingan yang dilontarkan Greenpeace yang menyebut produksi CPO di Indonesia telah merusak lingkungan, maka perlu melibatkan pihak-pihak yang kompeten untuk menelitinya.

Ronny mengatakan, selain di Jakarta, unjuk rasa juga dilakukan di beberapa kota lainnya di Indonesia.

SPSI merupakan gabungan dari ProDEM, HUMANIKA, PPMI98, JPPS, PSSI, SORBAN, BARAK, BEM UIN, BEM UNAS, BEM Univ Islam As-Syafiiyah, BEM UIJ, BEM Az-Zahra, UT, JAMHI, GMNU, SPSI Reformasi, FSP-TSK, SBSI ?92, SB Merdeka Setia Kawan, KOBAR.
(U002/A011/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010