Yogyakarta (ANTARA News) - Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengaku tidak pernah berpikir untuk menjadi presiden sehingga jika ada wacana ke arah itu dinilai terlalu jauh dan berandai-andai.

"Jika ada wacana menjadikan saya presiden itu hanya berandai-andai karena saya tidak pernah berpikir untuk dapat meraih jabatan baru dalam pemerintahan seperti presiden atau wakil presiden," katanya di Yogyakarta, Jumat.

Menurut Mahfud pada peluncuran buku karyanya berjudul "Gus Dur: Islam Politik dan Kebangsaan", dirinya saat ini akan tetap fokus mengemban tugas yang diamanahkan padanya sebagai hakim.

"Saya tidak peduli jika ada beberapa pendapat yang mengatakan dukungan dari rakyat untuk saya menjadi presiden sangat kuat. Saya tidak akan terpengaruh dengan pendapat tersebut," kata mantan Menteri Pertahanan itu.

Ia mengatakan, dirinya tidak peduli tentang banyak atau sedikit dukungan yang datang untuk mengajukannya menjadi presiden karena tidak mengetahui apakah hal itu benar atau tidak.

"Jadi, saya tetap tidak akan berpikir ke arah jabatan presiden karena jabatan itu akan menjadikan posisi saya sebagai hakim menjadi tidak adil. Hal itu tentu tidak baik bagi semua," katanya.

Menurut dia, jabatan presiden akan menjadikan posisinya sebagai hakim menjadi tidak adil karena dalam meraih jabatan itu memerlukan dukungan dari berbagai pihak dan harus dapat meraih simpati dari masyarakat.

"Jika saya menjadi presiden, maka posisi saya sebagai hakim menjadi tidak adil karena saya harus menyenangkan orang-orang untuk mendukung saya maju ke kursi presiden. Hal itu yang membuat saya tidak mau dan memang tidak dibenarkan," katanya.

B015/M008

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010