Bangkok (ANTARA News) - Pasukan Thailand melepaskan tembakan ke arah pemrotes, Jumat setelah pengepungan militer menyulut bentrokan-bentrokan sengit yang menewaskan 10 orang dan melukai 125.

Pasukan keamanan bergerak untuk mengambil alih kendali atas sebuah jalan di dekat pasar malam Suan Lum, setelah demonstran Kaos Merah keluar dari pangkalan pawai mereka yang dikepung militer.

Pemrotes, yang berusaha menggulingkan pemerintah Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva, melemparkan batu, menggunakan ketapel dan meluncurkan petasan ke arah pasukan, ketika ketegangan yang telah berlangsung dua bulan berubah menjadi kekerasan.

Ketika malam tiba, tembakan terus terdengar di dekat lokasi pemrotes, yang masih diduduki oleh ribuan demonstran. Sejumlah ledakan bergema di distrik finansial berdekatan namun penyebabnya belum jelas.

Sembilan pria dan seorang wanita, semuanya warga sipil, tewas dalam kekerasan itu, yang juga mencederai 125 orang, termasuk tiga warga asing, menurut pusat pelayanan darurat resmi Erawan.

Tiga wartawan, seorang diantaranya warga Kanada yang bekerja untuk saluran televisi France 24, terluka terkena tembakan ketika meliput kerusuhan itu.

Juru bicara pemerintah Panitan Wattanayagorn mengatakan, pasukan keamanan diserang ketika mereka bergerak menutup daerah pawai pada Kamis larut malam untuk mencegah masuk demonstran lain Kaos Merah.

"Pasukan... tidak mempunyai pilihan selain membalas serangan ini," kata Panitan pada jumpa pers, dengan menambahkan bahwa pasukan diberi wewenang untuk menggunakan peluru amunisi guna mempertahankan diri, untuk tembakan-tembakan peringatan atau terhadap orang bersenjata.

Pasukan akan meningkatkan langkah-langkah pengamanan dalam beberapa hari mendatang untuk mencari senjata dan mengurangi jumlah orang yang memasuki daerah itu, kata juru bicara tersebut, dengan memperingatkan risiko keadaan tidak stabil lebih lanjut di ibu kota Thailand itu.

Pasukan menggunakan gas air mata Jumat untuk membubarkan demonstran, yang membakar tumpukan ban di jalan dan bis kosong polisi, serta merusak kendaraan-kendaraan militer dalam upaya mengacaukan pengepungan itu.

Sedikitnya 40 orang tewas dan sekitar 1.000 lain cedera di Bangkok dalam serangkaian konfrontasi dan serangan sejak protes meletus pada pertengahan Maret.

Kubu Kaos Merah menganggap pemerintah Abhisit tidak sah karena mencapai kekuasaan dalam pemilihan umum parlemen 2008 setelah putusan pengadilan mendongkel sekutu terpilih pahlawan mereka, mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, yang digulingkan dalam kudeta 2006.

Thaksin, yang berada di pengasingan untuk menghindari hukuman penjara atas tuduhan korupsi, mendesak pemerintah menarik pasukan dan memulai lagi negosiasi dengan demonstran.(M014/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010