Bandarlampung (ANTARA News) - Sejumlah orang tua di Bandarlampung khawatir bila anaknya secara sengaja atau tidak bisa mengakses video mesum yang diduga melibatkan beberapa artis yang tersebar di Internet dan jaringan telepon selular.

"Belakangan ini, saya pantau anak-anak ketika membuka Internet di rumah, jangan sampai menyalahgunakan untuk hal yang kurang baik itu," kata Ny Nia Nasrul, warga Labuhanratu, Kedaton, Bandarlampung, Rabu.

Semenjak beredar luasnya video adegan layaknya suami istri yang melibatkan beberapa artis terkenal, Ny Nia selalu memeriksa handphone anaknya yang duduk di bangku kelas II SMP untuk menghindari hal yang dikhawatirkan itu.

"Biarlah dikatakan orang tua kolot yang selalu protect dengan anak. Tetapi, itu semua untuk kebaikannya," kata dia.

Pengakuan serupa diungkapkan Ny Nurlela, warga Tanjungkarang Timur, Bandarlampung, bahwa dengan merebaknya berita tersebut membuat dirinya lebih waspada terhadap kegiatan anak-anaknya.

"Memang sulit memantau selama sehari penuh, mungkin di rumah bisa, tetapi kalau di luar apakah bisa. Hanya, setiap ketemu anak-anak selalu kami nasehati," kata dia.

Sementara psikolog Diah Utaminingsih, S.Psi.,MA.,Psi, mengatakan, peristiwa tersebut jangan dijadikan pengekangan terhadap anak, karena bisa menimbulkan sebaliknya ingin melihat dan buruknya dapat meniru.

"Justru dijadikan pembelajaran, dengan menerangkan kepada anak-anak apa akibatnya jika melakukan hal tersebut," kata dia.

Ia menganjurkan, terangkan kepada anak-anak bahwa perbuatan tersebut hanya kenikmatan duniawi sesaat, tetapi bagi warga Indonesia yang beragama selain dosa juga akan berdampak buruk bagi anggota keluarga.

"Terangkan kepada anak-anak, bahwa dengan perbuatan tersebut selain membuat malu diri sendiri, juga keluarga," ujar dia, yang juga Manajer Unit Psikologi dan Pengembangan SDM Universitas Lampung (Unila).

Sementara terkait pemberitaan video mesum tersebut, sejumlah orang baik dari remaja hingga orang dewasa di Lampung pun "berburu".

"Saya coba mencari di Internet belum dapat. Mungkin sudah dihapus kali ya," ujar Toni, remaja yang tinggal di Bandarlampung.

(T013/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010