Bengkulu (ANTARA News) - Masyarakat Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong Provinsi Bengkulu mengeluhkan tingginya harga eceran Bahan Bakar Minyak yang mencapai Rp15 ribu per liter.

"Harga BBM eceran mencapai Rp15 ribu sampai Rp17 ribu per liter, sementara minyak di SPBU lebih sering kosong padahal kami sudah ikut antri berjam-jam," kata salah seorang pemilik kendaraan roda empat, Nody Rahmat di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan, kondisi tersebut sudah terjadi dalam satu bulan terakhir dan mulai mengganggu pengguna kendaraan untuk melakukan aktivitasnya.

"Kebetulan area kerja saya antara Kota Bengkulu-Kepahiang dan Curup, kemudian kembali ke Bengkulu jadi sangat terganggu dengan persoalan ini,"katanya.

Nody berharap pemerintah segera mengatasi hal tersebut sehingga aktivitas masyarakat berjalan dengan normal.

Menanggapi hal ini Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu Budi Darmawansyah mengatakan, permintaan BBM tersebut dipengaruhi tingginya aktivitas pemilik kendaraan dalam rangka kampanye calon kepala daerah di dua kabupaten tersebut.

"Sekarang kan masa kampanye jadi aktivitas kendaraan meningkat sehingga kebutuhan BBM juga meningkat, jadi sebaiknya Pertamina melakukan pengamatan di lapangan dan kalau memang diperlukan tambahan pasokan agar dibahas bersama pemerintah daerah," katanya.

Politisi Golkar ini berharap, dinas dan badan terkait agar mengawasi dan turun ke lapangan untuk mengetahui penyebab tingginya harga BBM eceran tersebut.

Sementara itu Pengawas Penjualan Depo Pertamina Bengkulu Gatot Widianto mengatakan harga BBM eceran tidak di bawah pengawasan dan pantauan Pertamina.

"Kalau eceran kami tidak mengawasi atau memantau, tapi pasokan BBM untuk Kepahiang dan Curup tetap normal dan tidak ada pengurangan," katanya.

Ia mengatakan, empat SPBU di Kepahiang dan Curup mendapat pasokan BBM antara 16 kiloliter hingga 24 kiloliter per hari.
(ANT/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010