Jakarta (ANTARA News) - Kementerian BUMN meminta PT Telkom Tbk menunda sementara rencana merger layanan TelkomFlexi dengan Esia milik PT Bakrie Telecom hingga manajemen baru Telkom terbentuk.

"Kami meminta Telkom meng-hold dulu rencana merger Flexi-Esia," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar di Kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Rabu.

Menurut Mustafa, penundaan pembicaraan rencana merger terkait dengan rencana pergantian direksi dan komisaris Telkom.

Ia menuturkan, perombakan direksi dan komisaris diperkirakan terlaksana sekitar Agustus-September 2010.

Mustafa beralasan bahwa manajemen baru yang akan terbentuk belum tentu punya strategi yang sama dengan manajemen saat ini.

"Sekarang peluang-peluang untuk melakukan pengembangan usaha begitu banyak. Kalau baik diteruskan kalau ada alternative lain silahkan," tegas Mustafa.

Ia menambahkan, RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa--red) minimal dapat dilaksanakan 35 hari setelah pelaksanaan RUPS reguler (RUPS Tahunan) pada 11 Juni 2010.

Jadwal pasti pelaksanaan RUPSLB Telkom tetap menunggu izin dari Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham.

"Jadi ada dua opsi, pada bulan Agustus saat bulan puasa atau setelah lebaran September. Tunggu komando dari kami," katanya.

Meski begitu, Mustafa tidak mengungkapkan nama calon kuat yang akan menduduki kursi Dirut Telkom.

Ia menuturkan, tiga nama bersaing dalam seleksi oleh Kementerian BUMN dan Tim Penilai Akhir.

"Ketiga calon yang dievaluasi berasal dari internal perusahaan," katanya.

Menurut informasi berkembang, dua nama yang digadang-gadang menjadi dirut Telkom yaitu Arief Yahya yang kini menjabat Direktur Enterprises and Wholesale Telkom, atau tetap mempertahankan Rinaldi Firmansyah.

(R017/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010