Timika (ANTARA News) - Pemerintah akan mengumumkan secara resmi hasil uji laboratorium terhadap sampel yang diambil di areal pertambangan PT Freeport Indonesia apakah mengandung uranium atau tidak sebagaimana yang dikhawatirkan oleh berbagai kalangan akhir-akhir ini.

Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Reno Alamsyah ketika dihubungi dari Timika, Jumat mengatakan pengumuman secara resmi oleh pemerintah terhadap uji sampel yang diambil di areal Freeport akan dilakukan sesegera mungkin.

"Pemerintah tentu akan memutuskan sesegera mungkin. Karena hal ini sudah berkembang di masyarakat, maka sudah pasti pemerintah menghargai kekhawatiran masyarakat," katanya.

Sejak Sabtu (24/7) hingga Selasa (28/7), Reno bersama lima orang tim gabungan dari Bapeten, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Mimika datang ke areal Freeport di Pelabuhan Portsite Amamapare, tambang Grassberg, under ground (tambang bawah tanah), pabrik pengolahan Mile 74 dan areal pengendapan tailing untuk mengambil sampel.

Sampel seberat sekitar delapan liter tersebut telah dibawa ke Jakarta untuk diperika pada laboratorium Bapeten dan Batan guna memastikan benar tidaknya dugaan bahwa PT Freeport Indonesia selama delapan bulan terakhir menggali dan menambang uranium.

Pernyataan bahwa Freeport selama delapan bulan terakhir menggali dan menambang uranium disampaikan anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP), Yan Mandenas kepada sejumlah awak media massa di Jayapura belum lama ini.

Menurut Reno, pemeriksaan sampel tersebut di laboratorium Bapeten dan Batan membutuhkan waktu sekitar satu minggu dan hasilnya akan diumumkan secara terbuka kepada publik.


Eksplorasi uranium mahal

Dalam kesempatan itu, Reno mengungkapkan bahwa untuk melakukan eksplorasi uranium membutuhkan biaya yang sangat mahal dan teknologi yang berbeda dari teknologi tambang emas.

Menurut Reno, saat ini baru terdapat satu tempat di Indonesia yakni di Kalan Provinsi Kalimantan Barat yang sudah dilakukan eksplorasi oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dan positif mengandung uranium.

Sebelumnya, Reno meminta warga Timika dan terutama karyawan Freeport tidak perlu mengkhawatirkan adanya radiasi alam di wilayah itu.

"Kami membawa serta detektor radiasi untuk mengetahui ada tidaknya radiasi alam di areal Freeport. Dari ukuran radiasi, bisa diketahui tidak perlu ada kekhawatiran yang berlebihan oleh masyarakat," jelas Reno.
(T.E015/Z003/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010