Solo (ANTARA News) - Sriwijaya Football Club mengukuhkan diri sebagai kampiun Piala Indonesia setelah tiga tahun berturut-turut menggenggam piala itu, menyusul kemenangan 2-1 atas Juara Liga Indonesia 2010 Arema Indonesia pada final di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, Minggu malam (1/8).

Tim yang bermarkas di Sumatera Selatan dan berjuluk "Laskar Wong Kito" itu kini tidak lagi bisa disebut klub "ayam sayur".

Pada setiap pertandingan, tim yang semula cikal bakal kesebelasan Persijatim itu, selalu diperhitungkan, termasuk di level Asia Tenggara dan Asia.

"Ini hattrick, karena Sriwijaya FC sudah membuat rekor kedua, setelah sebelumnya berhasil meraih double winner (juara Liga Indonesia dan Piala Indonesia) musim lalu," kata Pelatih Sriwijaya FC Rahmad Darmawan, usai final Piala Indonesia 2010 itu.

Pelatih asal Metro, Lampung dan aktif sebagai anggota Marinir TNI AL berpangkat kapten itu, menyatakan sangat bangga pada anak asuhannya yang bisa membawa Piala Indonesia untuk ketiga kalinya, setelah 2007/2008 dan 2008/2009.

Partai di Solo itu adalah final ketiga yang dilakoni Arema Indonesia dan Sriwijaya FC, dalam sejarah Piala Indonesia yang dulu bernama Copa Indonesia.

Arema Indonesia pernah menjuarai turnamen itu pada 2005 dan 2006. Dalam beberapa tahun ini, Piala Indonesia menjadi tolok ukur kesebelasan terbaik Indonesia, di samping Liga Indonesia.

Sriwijaya membuktikan diri sebagai "juara sejati" setelah pada semifinal mengalahkan Persipura melalui adu penalti, dalam partai yang disebut-sebut "the real final".

Rahmad Darmawan dan timnya membuktikan bahwa SFC pantas menjuarai Piala Indonesia, sekaligus menjadi tim tak terkalahkan dalam tiga tahun terakhir.

Kemenangan itu merupakan prestasi gemilang yang sulit diraih kesebelasan lain di Indonesia. "Sriwijaya FC pantas menjadi kebanggaan masyarakat Sumsel karena prestasi ini," kata Rahmad.

Sebaliknya bagi Arema Indonesia, kekalahan itu adalah kegagalan mewujudkan mimpi mengawinkan gelar Piala Indonesia dengan juara Liga Super (ISL) musim ini yang telah lebih dulu mereka raih.

"Laskar Wong Kito" telah mengakhiri musim ini dengan tetap membawa gelar juara, setelah sebelumnya gagal di Liga Super.

"Kemenangan ini diharapkan menjadi modal yang besar bagi Sriwijaya FC ke depan untuk menjadi kesebelasan yang semakin baik dan profesional," ujar Rahmad Darmawan yang segera mengakhiri karir kepelatihannya di SFC.


Bonus

Gubernur Sumsel Alex Noerdin dan Wakil Gubernur Eddy Yusuf, berjanji memberikan bonus khusus jika "Laskar Wong Kito" menang di final Piala Indonesia 2010.

"Saya dan Pak Wakil Gubernur akan memberikan bonus khusus untuk tim kita bila menang," kata Alex yang sengaja mendatangi Solo bersama sejumlah pejabat Sumsel untuk memberikan dukungan kepada kesebelasan kebanggaan masyarakat daerahnya itu.

Mengenai besar bonus yang diberikan, Alex tidak mau menyebutkan. Yang jelas dia sangat puas timnya telah memenangkan partai final di Solo itu.

"Meskipun dikepung sekitar 60 ribu suporter Arema Indonesia, tim kita masih mampu mengembangkan permainan dan menjadi juara," ujar Alex.

Kemenangan ini menjadi penyemangat Sumatera Selatan dalam menghadapi pertandingan lebih besar seperti SEA Games XXVI 2011, katanya.

Pada SEA Games 2011 itu Sumatera Selatan akan menjadi tuan rumah pembukaan dan penutupan pesta olahraga terbesar Asia Tenggara itu.

Pada akhir pertandingan, Rahmad Darmawan berpamitan kepada seluruh masyarakat Sumatera Selata, yang rencananya akan diganti mantan pelatih Timnas Indonesia Ivan Kolev.

Dia menyatakan bersyukur dan berterimakasih untuk keberhasilannya melatih SFC, sehingga kembali meraih juara itu.

"Alhamdulillah," katanya singkat.

Pelatih yang murah senyum ini menegaskan, setidaknya dalam beberapa hari ke depan dia akan memutuskan melanjutkan karir kepelatihannya pada kesebelasan profesional yang akan dipilihnya.

"Dalam lima hari ke depan, akan saya putuskan melatih di kesebelasan mana," kata Rahmad lagi.(*)

ANT*B014/T010/AR09

Oleh Susilawati dan Budisantoso B
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010