Jakarta (ANTARA News) - Dunia kedokteran di tanah air sekarang sudah memanfaatkan teknologi ablasi, teknologi kesehatan yang sangat bermanfaat untuk mengatasi gangguan irama jantung melalui pemetaan tiga dimensi dari struktur jantung.

"Gangguan irama jantung janganlah diremehkan, karena berpotensi mengakibatkan kematian. Namun sekarang ini penyakit ini sudah bisa ditangani secara sempurna dengan teknik ablasi dan teknik ini sudah kami terapkan pada pasien kami," kata dokter jantung Profesor Muhammad Munawar di Jakarta, Sabtu.

Teknik ablasi ini sudah diterapkan di Rumah Sakit Jantung Binawaluya yang merupakan rumah sakit khusus jantung pertama swasta di tanah air .

Dokter Muhammad Munawar yang bekerja di Rumah Sakit Binawaluya di Jalan TB Simatupang Jakarta ini menyebutkan pada dasarnya gangguan irama jantung merupakan kelainan denyut jantung yang terlalu cepat atau bahkan sebaliknya terlalu lamban pada seseorang.

Kecepatan jantung dalam keadaan normal ataupun seseorang sedang istirahat adalah 60-100 detak/ detik..

"Tingkat keberhasilan teknik ablasi ini hingga 95 persen dan pasien pun tidak perlu mengonsumsi obat-obatan lagi," kata Muhammad Munawar menambahkan.

Dengan memanfaatkan teknologi ablasi ini, maka bisa diketahui letak sumber aliran listrik yang tidak normal secara lebih cepat pada jantung.

Sistem navigasi ablasi ini ada dua jenis , yakni dengan carto XP navigation dan EnSite NavX navigation. Muhammad Munawar mengungkapkan bahwa Binawaluya merupakan satu-satunya rumah sakit di tanah air yang memiliki kedua alat itu sekaligus .

Sementara itu, Direktur Operasional PT Rekamilleniumindo Selaras, Robert Robby menyatakan bahwa distributor berbagai jenis peralatan kesehatan ini sangat gembira dapat mendukung kegiatan para dokter jantung di Indonesia.

"Untuk teknologi ini , maka Indonesia adalah negara pertama di Asia Tenggara yang mempunyai alat ini . Teknologi ablasi ini yang menggunakan pemetaan tiga dimensi memiliki tingkat keberhasilan yang

lebih tinggi dibanding teknik ablasi lainnya, karena dengan teknik ini. daerah yang akan diablasi sudah lebih akurat," kata Robert Robby.

RS Jantung Binawaluya melakukan pelatihan tanggal 7-8 Agustus terhadap para dokter jantung di tanah air agar merasa dekat atau familiar dengan alat canggih ini.

(H-CS/A011/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010