Jakarta (ANTARA News) - Anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri memburu seorang warga negara Prancis yang diduga terkait rencana peledakan bom karena tercatat sebagai pemilik kendaraan bernomor polisi B-1600-KE yang akan digunakan untuk serangan bom mobil.

"Pemilik mobilnya sedang dalam pengejaran polisi, inisialnya sudah diketahui seorang warga negara Prancis," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri, Inspektur Jenderal Pol. Edward Aritonang, saat konferensi pers terkait penangkapan Abu Bakar Baasyir sebagai jaringan teroris, di Jakarta, Senin.

Edward menuturkan, warga negara Prancis itu diketahui sebagai pemilik mobil jenis sedan yang akan digunakan untuk serangan ledakan bom mobil pada salah satu lokasi di Jakarta.

Warga Negara Perancis memiliki istri sebagai warga negara Maroko, yang diduga mengirim sejumlah dana untuk rencana serangan bom.

Edward menjelaskan, polisi telah menyita sebuah mobil sedan bernomor polisi B-1600-KE dari sebuah penggerekan jaringan teroris di Cikuda, Cibiru, Jawa Barat.

Edward menuturkan Mabes Polri telah berkoordinasi dengan pihak Interpol, guna melacak keberadaan seorang warga negara asing diduga terlibat jaringan teroris di Indonesia itu.

Selain itu, polisi juga menyita berbagai jenis bahan kimia untuk merakit bom mobil, serta menangkap seorang tersangka jaringan teroris bernama Fakrulroji alias Bayu, Sabtu (7/8).

Kemudian, anggota Densus 88 AT Polri juga menemukan rumah yang dijadikan pusat laboratorium untuk merakit bom di daerah Cikuda, Cibiru, Jawa Baray, serta menangkap ahli kiimia lulusan salah satu perguruan tinggi, Kurnia Widodo di wilayah Padalarang, Jawa Barat pada hari yang sama.

Informasi jaringan itu berkembang sehingga polisi menangkap Ustad Kiki beserta barang bukti dokumen buku jihad dan bahan kimia di wilayah Cileungi, Jawa Barat.

Jaringan lainnya yang terungkap, yakni tersangka Gopur dengan barang bukti 54 butir peluru tajam, cairan nitrat, urea, serta tabung kimia di Subang, Jawa Barat.

Polisi menduga jaringan teroris yang tertangkap memiliki kemampuan merakit bom yang baik dan bisa membuat bom menggunakan unsur bahan kimia dengan efek ledakan tinggi.

"Jaringan itu pernah mengujicoba efek ledakan bom sudah dirakit di daerah pegunungan di Sumedang, Jawa Barat," tutur Edward seraya menambahkan efek ledakan yang ditimbulkan cukup tinggi.

Jaringan teroris itu merencakan sasaran peledakan pada beberapa wilayah, seperti kantor kedutaan besar, hotel internasional berbintang di Jakarta, Mabes Polri dan Gedung Brimob di Polda Jawa Barat, termasuk mentarget serangan bom terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Hingga saat ini, Densus 88 AT Polri sudah menangkap 102 orang jaringan teroris yang di Aceh Besar, sebanyak 66 orang di antaranya menjalani penahanan.

"Ke-66 tersangka itu dibagi dalam 33 berkas dan akan segera menjalani persidangan yang dipusatkan di Jakarta," ujar Edward.
(T.T014/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010