Jakarta (ANTARA News) - Lima film dokumenter yang melaju hingga premiere "Eagle Awards 2010" menampilkan ragam tema mulai dari dongeng hingga beasiswa menurut ala adat di suku Bajau Sulawesi Tenggara.

"Kelima film yang masuk pada tahap premiere ini telah melalui tahapan penilaian di antaranya dinilai dari keterkaitan dengan tema `cerdas Indonesiaku`," kata Project Officer Eagle Awards 2010, Kioen Moe, di Jakarta, Jumat.

Kelimanya terpilih karena dilihat dari berbagai pertimbangan selain keterkaitan dengan tema juga kedekatan proyek dengan subjek, ide atau sudut pandang maupun relevansi antara subjek dengan tema.

Eagle Awards adalah kompetisi film dokumenter amatir yang diadakan stasiun televisi swasta Metro TV.

Kompetisi ini diawali dengan proposal dari peserta dan dari ribuan proposal akhirnya terpilih lima judul yang difilmkan.

Proposal film dokumenter yang berhasil masuk dalam tahap premiere Eagle Awards 2010 yaitu dengan judul "Beasiswa Ala Bajo" yang disutradarai Tomy Almijun dan Rosniawanti Fikri Tahir asal Kendari Sulawesi Tenggara.

Ide cerita film ini mengisahkan tentang pemberiana beasiswa ala masyarakat suku Bajau yang dilakukan secara swadaya untuk membantu anak-anak suku setempat agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Film lainnya adalah "Dongeng Ajaib" karya Budiyanto dan Elsha Parawira Putri asal Jakarta yang mengisahkan tentang metodelogi dongeng sebagai sarana mencerdaskan bangsa.

Judul proposal film "Habibie Dari Selokan Mataram" buah karya Dendi Pratama dan Danang Cahyo Nugroho asal Sleman, Yogyakarta juga berhasil masuk premiere Eagle Awards 2010.

Dendi dan Danang mengambil ide cerita yang mengisahkan kehidupan seseorang bernama M Toha seorang pekerja percetakan yang dikenal karena keahliannya dibidang aeromodeling dan robotic.

M Toha dengan komunitasnya "Seribu Bintang" menciptakan sebuah pesawat tanpa awak yang memiliki sistem navigasi yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan seperti riset.

Proposal keempat yaitu film dokumenter berjudul "Hong" disutradarai Yoyo Sutarya dan Esa Hari Akbar dari Bandung, Jawa Barat. Ide film ini mengangkat kearifan lokal dari komunitas Hong, sebuah komunitas yang mengajak anak-anak untuk kembali pada permainan tradisional yang diyakini mampu meningkatkan motorik dan kreativitas anak.

Judul kelima adalah "Sekolah Master Anak Jalanan" Oleh Deny Surahman dan Wiguna Satria asal Depok Jawa Barat.

Idenya diambil dari sekolah gratis yang didirikan oleh Nurrohim seorang pengumpul barang bekas untuk anak jalanan dan masyarakat yang kurang mampu.

Dari kelima film dokumenter tersebut akan dipilih satu pemenang yang akan diumumkan pada 9 Oktober mendatang. (*)
(T.D016/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010