Jakarta (ANTARA News)- Terry Jones, seorang pendeta dari sebuah gereja kecil di Florida, Amerika Serikat (AS), Kamis kemarin (9/9) telah membatalkan rencananya untuk membakar Kitab Suci Al Qur'an untuk mengenang serangan atas menara kembar WTC, New York, sembilan tahun silam.

Menteri Pertahanan AS, Robert Gates, seperti yang dilaporkan Reuters, sebelumnya telah menelpon Jones, pemimpin Gereja Dove World Outreach Center, di Gainesville, Florida, dan mendesaknya membatalkan rencananya itu.

Dalam hubungan telepon singkat itu Gates mengungkapkan 'keprihatinan yang mendalam' atas rencana keji Jones dan mengatakan "pembakaran Al Qur'an hanya akan membahayakan jiwa dari pasukan AS, khususnya di Irak dan Afghanistan".

Jones kemudian mengatakan kepada para wartawan yang menunggu di luar gerejanya bahwa ia telah membatalkan rencana yang telah mengundang kutukan dan peringatan dari seluruh dunia.

Jones sendiri mengakui telah dihubungi oleh Gates tetapi menyatakan keputusan itu ia ambil setelah membuat kesepakatan dengan para pemimpin muslim AS untuk memindahkan lokasi pembangunan Islamic Cultural Center ke tempat lain yang sedianya akan dibangun di bekas reruntuhan menara WTC.

Tetapi, para pemuka muslim AS menyangkal pernyataan Jones itu.

Banyak warga AS yang memang menolak rencana pembangunan Pusat Kebudayaan Islam di bekas menara WTC karena dianggap akan melukai perasaan keluarga yang menjadi korban serangan 11 September 2001.

"Para Imam telah sepakat untuk memindahkan (lokasi) pembanguan Mesjid itu, kami telah sepakat untuk membatalkan acara (Pembakaran Al Qur'an), Sabtu nanti," kata Jones kepada para wartawan.

Menurut Jones ia akan terbang ke New york, Sabtu waktu setempat bersama Imam Muhammad Musri, pemimpin Komunitas Islam Central Florida untuk bertemu Imam Feisal Abdul Rauf, pemimpin komunitas Muslim New York.

Tetapi Rauf menyangkalnya.

"Saya gembira karena pendeta Jones telah memutuskan untuk tidak membakar Al Qur'an. Tetapi saya belum pernah berbicara dengan pendeta Jones atau Imam Musri, saya terkejut dengan pernyataan mereka," tegas Rauf.

"Kami tidak akan bermain-main dengan agama kami atau agama lain. Kami juga tidak akan melakukan barter. Kami di sini untuk mengulurkan tangan untuk membangun perdamaian dan harmoni," papar Rauf lebih lanjut.

"Tidak benar jika pusat komunitas yang dikenal dengan nama park 51 di Manhanttan akan dipindahkan. Proyek itu akan tetap dilaksanakan seperti rencana. Apa yang dilaporkan oleh media hari ini adalah kekeliruan," tegas Sharif el Gamal, pemimpin pembangunan Mesjid New York.

Meski demikian Imam Musri punya pendapat lain. "Ini adalah sebuah perjanjian yang belum disepakati, kami sedang memprosesnya," kata Musri kepada para jurnalis.

Ia menambahkan bahwa dirinya dan Jones belum menetapkan waktu yang pasti untuk bertemu dengan Imam Rauf di New York.
(Ber/A038/BRT)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010