Jakarta (ANTARA News) - Dua tunggal putra anggota tim Asian Games Indonesia, Taufik Hidayat dan Dionysius Hayom Rumbaka, langsung tersisih pada putaran pertama Jepang Terbuka Super Series.

Pada putaran pembuka turnamen yang berlangsung di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Tokyo, Rabu, Taufik yang menjadi unggulan keempat secara mengejutkan kalah oleh pemain Jepang Sho Sasaki dengan skor ketat 21-18, 21-23, 19-21.

"Itulah yang saya takutkan. Kalau babak pertama selalu kurang yakin mainnya," ujar Taufik mengenai pertemuan pertamanya dengan pemain tuan rumah itu.

Setelah Jepang, Taufik akan mengikuti turnamen Indonesia Terbuka Grand Prix Gold bulan depan di Kalimantan Timur dan turnamen di Eropa.

"(Untuk Eropa) belum tahu yang mana (Denmark atau Prancis), mungkin salah satu atau dua-duanya," kata pemegang gelar juara tunggal putra Asian Games itu.

Indonesia GP Gold akan berlangsung 12-17 Oktober, sedangkan Denmark dan Prancis Super Series berturut-turut digelar pada 26-31 Oktober dan 2-7 November. Asian Games akan diselenggarakan di Guangzhou, China, 13-21 November.

Tunggal putra lainnya yang langsung gugur pada pertandingan pertama adalah Hayom yang kalah oleh pemain China unggulan keenam Bao Chunlai 14-21, 10-21.

Sekjen PB PBSI Yacob Rusdianto menilai Hayom masih kalah permainannya dibanding lawannya sehingga hanya bisa memberi perlawanan. "Sejak awal tertekan dan selalu ketinggalan poin," katanya.

Nasib serupa dialami tunggal putri Adriyanti Firdasari yang harus pulang lebih awal setelah menyerah pada Jiang Yanjiao asal China 15-21, 21-23 dalam pertandingan selama 30 menit.

Langkah dua ganda pada turnamen berhadiah 200.000 dolar AS itu juga terhenti saat pasangan putri Shendy Puspa Irawati/Nitya Krishinda gagal mengatasi pasangan Petya Nedelcheva (Bulgaria)/Anastasia Russkikh (Rusia) 21-14, 13-21, 15-21, dan ganda campuran Muhammad Rijal/Debby Susanto kalah oleh Tao Jiaming/Tian Qing dari China 5-21, 21-17, 23-25.

Shendy/Nitya tidak mampu mempertahankan keunggulan 21-14, dan 11-5 pada game kedua sehingga terkejar dan kalah.

"Memang sayang mereka tidak dapat mempertahankan pola permainan saat memimpin, begitu lawan meraih poin mereka malah banyak mati sendiri, konsentrasinya jadi kacau," kata Aryono.

(F005/S018/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010