Padang (ANTARA News) - Para korban gempa Padang, Sumatera Barat, dalam dialog dengan Kuasa Usaha Kedutaan Besar Australia, Paul Robilliard, Selasa, meminta Australia agar memberi batuan langsung kepada para korban.

"To the point saja, saya mewakili masyarakat di sini memohon Australia memberi bantuan langsung karena kami sangat membutuhkannya," kata Deswandi, ketua kelompok masyarakat Kelurahan Tarantang, kecamatan Lubuk Kilangan, salah satu wilayah yang sangat para terkena dampak gempa tektonik 7,9 skala Richter pada 30 September 2009.

Dialog terbuka itu diprakarsai oleh Robilliard itu bertujuan mencari masukan dari masyarakat korban gempa terkait dengan kampanye Australia mengenai "rumah aman gempa, dan meminta warga menyampaikan pertanyaan dan unek-unek secara jujur tanpa ditutup-tutupi.

Deswandi mengakui bahwa anggota kelompoknya telah menerima bantuan masing-masing kepala keluarga sebesar Rp15 juta, namun nilai bantuan itu hanya menutupi sekitar 30 persen dari total biaya sebuah rumah dua kamar.

Menanggapi permintaan tersebut, Robilliard secara diplomatis mengatakan Austalia telah mengalokasikan dana sebesar 15 miliar dolar Australia untuk pemulihan pasca-gempa, terutama pembangunan sekolah-sekolah yang rusak.

Penjabat sementara Dubes Australia itu juga mengungkapkan bahwa setiap tahun Australia memberi bantuan kepada Indonesia sebesar 500 juta dolar Australia untuk beragam program pemulihan di seluruh Indonesia termasuk di Sumbar.

Seorang wanita setengah baya dalam dialog itu mengungkapkan bahwa ia telah memperoleh bantuan Rp15 juta, yang ia

gunakan untuk membangun satu ruangan sederhana untuk tempat tinggalnya.

Sementara itu, Lurah Tarantang, Zulhanif, menjelaskan, warga masyarakatnya memperoleh bantuan secara bertahap.

Sejauh ini, katanya, 50 persen warganya telah menerima bantuan rehabilitasi rumah masing-masing Rp15 juta, dan 50 persen selebihnya sedang menunggu bantuan tahap kedua yang kini sedang diproses.

Dalam kesempatan dialog itu, Robilliard dan rombongan juga meninjau sejumlah rumah warga di Kecamatan Lubuk Kilangan yang sedang dibangun dengan standar rumah aman gempa.

Acara dialog ini merupakan salah satu dari rangkaian kunjungan sehari Robilliard ke Padang terkait peringatan satu tahun gempa Padang.


Rumah aman gempa

Robilliard lebih jauh menjelaskan, tim ahli dari Australia dalam penelitiannya menemukan bahwa rumah yang terbuat dari batu bata mengalami kerusakan lima kali lebih para dibanding dengan rumah yang terbuat dari beton dan baja sederhana.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Australia mendukung kampanye "rumah aman gempa."

Kampanye ini diwujudkan untuk membantu 230.000 kepala keluarga di Sumbar dalam mempelajari bagaimana membangun rumah tahan gempa, katanya.

Untuk mendukung kampanye itu, Robilliard di Taman Budaya Sumber, Selasa, meresmikan laman internet beralamat "www.rumahamangempa.net".

Jajang C.Noer, tokoh nasional asal Padang, menjadi bintang kampanye rumah aman gempa tersebut.

"Kampanye ini ditujukan kepada berbagai LSM lokal dan internasional, pemerintah dan siapa saja yang tertarik untuk membangun rumah aman gempa.

Tahap akhir kampanye ini, kata Robilliard, juga akan memperkenalkan film teknis tentang rumah aman gempa, pelatihan bagi pekerja konstruksi, dan lomba desain bangunan tahan gempa.

Robilliard menjelaskan bahwa kampanye rumah aman gempa ini didanai oleh "Australia Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR)",

"Fasilitas ini mencerminkan kemitraan kuat antara Australia dan Badan Nasional Penanggulangan Bencara (BNPB). (M043/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010