Muarabungo (ANTARA News) - Warga Kabupaten Bungo, Jmabi, menolak rencana pemerintah yang akan melakukan konversi minyak tanah ke gas dengan alasan khawatir terjadi ledakan tabung elpiji ukuran tiga kilogram yang marak di berbagai daerah.

Darnelasari, seorang warga Kelurahan Bungo Barat RT04/02, Kecamatan Pasar Muarabungo, saat diminta tanggapannya, Sabtu, dengan tegas menolak program konversi minyak tanah ke gas ini.

"Terus terang kalau pakai elpiji kami belum berani. Kami masih takut dengan banyaknya kejadian ledakan gas belakangan ini, apalagi saya tidak pernah pakai kompor gas. Lebih baik kami diberi bantuan minyak tanah saja," katanya.

Ibu dua anak ini menyatakan jika memang pemerintah tetap "ngotot" memberikan gas elpiji, lebih baik ia tidak mengambil dan akan memberikan kepada orang lain.

"Biarpun gratis dan ada sosialisasi dari pemerintah, saya tetap tidak akan mengambil gas elpiji itu," ujarnya.

Senada dengan Darnelasari, warga RT04/02 Kelurahan Bungo Barat lainnya Sri Yanti mengaku akan menolak rencana pembagian tabung gas elpiji oleh pemerintah.

"Saya tidak berani, walau ada sosialisasi dari pemerintah, daripada mubazir, lebih baik dikasih saja kepada orang lain," tegasnya.

Berbeda dengan kedua warga Kelurahan Bungo Barat ini, Badri, Imam Musholla Al Hakim saat dikonfirmasi mengaku jika ada sosialisasi dan jaminan keamanan dari pemerintah terhadap penggunaan tabung gas elpiji ini, dirinya dan keluarga siap untuk melaksanakan konversi minyak tanah ke gas.

"Saya kira kalau ada sosialisasi, kita mau saja. Tapi kalau tidak ada sosialisasi dan jaminan, kita takut juga untuk memakai tabung gas elpiji itu," jelasnya.

Begitu juga pedagang nasi goreng di simpang lampu merah tugu Pasar Bawah, Sukardi, saat diminta tanggapannya mengatakan, dirinya bersedia menggunakan tabung gas elpiji tersebut asalkan diberikan secara gratis.

Ketika menanggapi hal itu, Asisten II Pemkab Bungo Tommy Usman mengaku, meski ada beberapa penolakan dari warga terkait tabung gas elpiji ini, pihaknya tetap akan melakukan sosialisasi ke masyarakat mengenai pemakaian tabung gas elpiji ukuran tiga kilogram ini.

"Kita juga tidak mau memberikan tabung gas tersebut tanpa ada sosialisasi kepada masyarakat. Kita juga minta Pertamina terus melakukan pembenahan untuk keamanan terhadap penggunaan tabung gas tersebut," katanya.

Pemkab Bungo memberikan waktu 40 hari untuk sosialisasi kepada masyarakat, diyakini jika ada sosialisasi cara penggunaan, masyarakat mau menggunakan tabung gas ini.

Provinsi Jambi direncanakan akan melakukan konversi minyak tanah ke gas pada 2011, khusus Kabupaten Bungo akan didistribusikan sekitar 60 ribu paket tabung gas elpiji ukuran tiga kilogram.
(T.ANT-249/D009/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010