Amsterdam (ANTARA News) - Menteri Luar Belanda demisioner atau sebentar lagi mengakhiri jabatannya, Maxime Verhagen, berharap Presiden Republik Indonesia Yudhoyono tetap ke Belanda untuk kunjungan kenegaraan.

Verhagen mengaku tidak mengetahui bahwa Selasa ini Presiden Yudhoyono telah membatalkan kunjungan itu di menit-menit terakhir keberangkatan, lapor koran terkemuka Belanda De Telegraaf, dalam lamannya telegraaff.nl, Selasa.

Verhagen mengatakan bahwa permohonan peradilan kepada pengadilan negeri Den Haag yang menyangkakan peran Presiden Indonesia dalam tuduhannya, tidak akan dikabulkan dalam waktu dekat.

Verhagen mengaku telah berkata kepada Duta Besar Indonesia Belanda Habibie bahwa tak ada satu alasan apapun yang membuat Presiden Indonesia tidak mendapat imunitas (dari tuntutan pengadilan) dari Belanda.

Menlu Belanda ini berharap pengadilan Den Haag segera mengeluarkan keputusan sehingga kunjungan Presiden Yudhoyono bisa segera dilaksanakan.

"Yudhoyono tetap dipersilakan datang," kata Verhagen. Dia yakin bahwa hubungan saling menguntungkan yang selama ini terjaga baik dan bersahabat antara kedua negara akan terus berlanjut.

De Telegraaf mengatakan belum ada kejelasan apakah kunjungan Presiden Yudhoyono itu akan dilakukan dalam waktu dekat nanti sehingga kunjungan bisa diperpendek.

Sementara itu, masih menurut harian sama, Menteri Kehakiman Belanda Ernst Hirsch Ballin mengungkapkan bahwa Duta Besar Fanny Habibie telah meminta penjelasan kepadanya mengenai permohonan sekelompok warga Belanda agar Presiden Yudhoyono ditangkap.

Pada dua kali panggilan telepon yang dibuat Habibie dengannya, Selasa, sang menteri menegaskan kepada Dubes Habibie bahwa ada syarat sebelum pengadilan bisa menggelar persidangan itu. (*)

De Telegraaf/AR09

Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010