Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta, Kamis siang, relatif stabil karena banyak pelaku pasar yang tidak aktif meski dolar AS di pasar global melemah.

Rupiah hingga perdagangan sesi pertama berakhir berada pada 8.933/8.943 per dolar AS, hanya naik satu basis poin dari posisi penutupan hari sebelumnya 8.932/8.942.

Direktur PT Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga, mengatakan, rupiah masih sulit untuk bergerak naik, meski faktor eksternal positif terhadap pasar uang.

Apalagi pelaku asing masih menahan diri masuk ke pasar terganggunya pasar oleh kebijakan Bank Sentral China menaikkan bunganya, katanya.

Karena itu, lanjut Edwin Sinaga, pelaku pasar sedang memfokuskan diri terhadap masalah global yang makin memanas, akibatnya perdagangan mata uang di dalam negeri agak mengendor.

Kenaikan suku bunganya itu, bermula dari pemerintah Amerika Serikat yang meminta pemerintah Cina menaikkan mata uang Yuan yang dinilai rendah.

Namun kenaikan suku bunga itu mendorong pelaku asing membeli yuan karena bunganya tinggi yang menimbulkan kekhawatiran AS bahwa pelaku asing akan beralih memiliki yuan ketimbang dolar, tuturnya.

Menurut dia, masalah global kemungkinan belum ada kaitannya dengan rupiah Indonesia yang masih tetap stabil dimana pada sesi pagi sempat menguat 11 persen.

Namun berkurangnya aksi beli pelaku asing yang diikuti pelaku lokal mengakibatkan rupiah terkoreksi tipis, ucapnya.

Ia mengatakan, peluang rupiah untuk naik masih ada pada Kamis sore, apalagi faktor positif sangat mendukung.

Jadi koreksi yang terjadi karena kekhawatiran yang berlebihan pelaku pasar atas mengenai mata uang global, katanya.

(H-CS/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010