Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Politik dari Universitas Indonesia Ari Junaedi menilai keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Yogyakarta memantau dan mengkoordinasikan langsung langkah-langkah penanganan meletusnya Gunung Merapi sebagai langkah yang tepat.

"Keputusan SBY untuk memimpin langsung penanganan bencana letusan Gunung Merapi sudah tepat. Apalagi intensitas letusan Gunung Merapi kian membahayakan warga di sekitar lereng Merapi," katanya kepada ANTARA di Jakarta.

Ia menilai, keputusan presiden kali ini tanggap dan cepat merespon keadaan bencana. "Belum ada kata terlambat SBY untuk memimpin langsung dan berada di tengah-tengah warga. Jika Wasior dan Mentawai, saya melihat SBY gagap namun untuk Merapi, saya salut untuk SBY," Kata Ari Junaedi yang baru saja kembali dari Yogyakarta memantau langsung kondisi penanganan pengungsian letusan Gunung Merapi.

Menurut dia, Presiden Yudhoyono belajar dari kecaman dan kritik masyarakat terhadap penanganan bencana di Wasior dan Mentawai. Ia mengharapkan, Presiden Yudhoyono juga harus mampu mendorong aparat birokrasi lebih tanggapa dalam bekerja menangani bencana.

"Aparat di bawah akan malu ketika SBY berada di lokasi, mereka tidak bekerja," katanya.

Namun, menurut dia, hal itu tidak cukup. Belajar dari kasus Gempa Yogya 2006 dimana Presiden juga berkantor di Yogya, namun penanganan masih belum maksimal. Untuk itu, ia mengharapkan kali ini, Presiden Yudhoyono mampu mendorong penanganan bencana secara efektif dan komprehensif.

"Selama ini terbukti, dalam banyak kasus penanganan bencana tidak tuntas tertangani karena berbelitnya rentang birokrasi," katanya.

Sementara itu, dilaporkan, Gunung Merapi kembali bergolak. Pada Kamis malam mendekati Jumat dinihari suara gemuruh dari Gunung Merapi terdengar sampai kota Yogyakarta.

Hal ini menyebabkan kepanikan sebagian warga kawasan utara kota ini, dan terjadi peningkatan arus kendaraan yang melaju dari wilayah utara ke selatan.

Selain itu juga, hujan pasir halus cukup deras mengguyur wilayah Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta. Di sebagian wilayah Kabupaten Sleman listrik padamsejak pukul 00.50 WIB.

Kota Yogyakarta hingga pukul 02.15 WIB, Jumat, masih diguyur abu dan pasir dari Gunung Merapi, sementara gerimis di wilayah Kabupaten Sleman belum reda, sehingga menyebabkan benda yang terkena material vulkanik itu tampak kotor.

Hingga jumat siang, RS Umum Dr Sarjito mencatat 54 orang tewas akibat dan 67 korban lainnnya luka-luka.(*)

(T.M041/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010