Jakarta (ANTARA News) - Palang Merah Indonesia (PMI) bakal menerjunkan dua unit Hagglunds atau kendaraan segala medan yang dapat bergerak di es, jalan terjal dan di daerah yang sulit dijangkau untuk mengevakuasi korban Merapi di Sleman, Yogyakarta.

Ketua PMI Jusuf Kalla dalam siaran persnya yang diterima ANTARA di Jakarta, Minggu, mengatakan bahwa pihaknya memerintahkan tim relawan PMI untuk menerjunkan dua unit kendaraan Hagglunds untuk membantu proses evakuasi yang bekerjasama dengan Kopassus.

"Kami bekerjasama bersama Kopassus, karena Kopassus memiliki keahlian yang lebih dari pada tim-tim lain, sehingga dengan kendaraan Hagglunds yang kita miliki akan memperlancar proses itu," katanya.

Ia menjelaskan, Hagglunds sendiri merupakan kendaraan segala medan yang dapat bergerak di es, jalan terjal dan di daerah yang sulit dijangkau dengan kendaraan biasa. Kendaraan ini menggunakan rantai bergerigi untuk berjalan sehingga mampu menembus area sulit.

"Dengan kendaraan ini diharapkan nantinya proses evakuasi untuk korban yang tidak dapat terjangkau dengan kendaraan biasa akan dapat tertolong, meskipun di tempat yang susah dijangkau. Kendaraan ini sebelumnya juga pernah digunakan untuk mengevakuasi korban korban bencana gempa di Padang," ujarnya.

Sementara itu, Posko Watsan PMI yang ada di PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Jusuf Kalla meminta tim Watsan untuk selalu sigap dalam pemenuhan kebutuhan air, karena fungsi air hampir sama dengan darah.

"Tanpa air orang tidak akan dapat hidup dan beraktivitas lancar, dan untuk relawan PMI yang bertugas dilapangan dan posko-posko yang didirikan PMI, supaya mengenakan lambang atau identitas PMI, supaya terlihat oleh masyarakat dimana letak posko-posko bantuan PMI. Kebutuhan masyarakat saat ini cukup banyak, apabila stok kita memadahi maka bantu masyarakat yang membutuhkan dan apabila kurang request ke Daerah dan Pusat," imbuhnya.

Hari ini PMI juga telah mendistribusikan telor asin ke 4 titik barak pengungsian, telor asin didistribusikan untuk mensupplai kebutuhan gizi pengungsi yang ada di tiap barak, dan apabila kondisi para pengungsi sehat, maka akan dapat bertahan, karena sudah ada laporan tentang korban yang mengalami gangguan kesehatan.

(ANT-135/J006/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010