"Bingkisan itu merupakan visualisasi derita yang dialami korban letusan gunung Merapi sekaligus cinderamata dari masyarakat Yogja," ujar Ketua Komunitas Sepeda Onthel Bantargebang (Sobat) Bekasi Yayan Yuliana di sela acara penggalangan bantuan korban Merapi, di Bantargebang.
Menurutnya, debu vulkanik tersebut dikemas menggunakan 10 bungkus plastik bening ukuran seperempat kilogram yang dibawa langsung dari lokasi letusan gunung Merapi, Jawa Tengah.
"Penggalangan bantuan kali ini bertepatan dengan ulang tahun perdana Sobat yang berisi agenda konvoi keliling kota bersama komunitas Jogja Onthel Club (JOC)," katanya.
Menurutnya, sebanyak 800 pengendara sepeda Onthel yang tergabung dalam komunitas Sobat Kota Bekasi, menggalang dana bantuan korban bencana alam merapi sebagai bentuk kepedulin antarsesama manusia.
Kegiatan yang berlangsung di Lapangan Bantargebang Jalan Raya Narogong Nomor 74, Kecamatan Bantargebang merupakan sumbangsih dari seluruh anggota komunitas Sobat.
"Dana tersebut dikumpulkan dari semua anggota Onthel mania di Kota Bekasi. Alhamdulillah, hinga acara selesai terkumpul dana sebesar Rp8,4 Juta", ujar Yayan yang juga Camat Bantargebang itu.
Dikatakannya, dana tersebut nantinya akan dibawa langsung oleh anggota komunitas ontel Jogyakarta yang datang langsung ke lokasi penggalangan di acara tersebut.
"Sebagai tanda terima kasih oleh pihak (JOC), mereka memberi kenang-kenangan berupa debu vulkanik Gunung Merapi sebagai simbol derita yang dialami warga Jogyakarta yang terkena musibah", katanya.
Yayan berharap, sumbangsih itu dapat mengurangi beban masyarakat Yogyakarta yang sedang mengalami penderitaan akibat meletusnya Gunung Merapi.
Dalam acara ini, peserta melakukan konvoi dengan sepeda onthel dimulai dari lapangan halaman kecamatan Bantargebang menuju Stadion Patriot Kota Bekasi setelah dilepas oleh Walikota Bekasi Mochtar Muhamad.
"Konvoi tersebut juga bermaksud untuk meningkatkan tali persaudaraan dan silaturahmi sesama komunitas Onthel Kota Bekasi dan komunitas onthel sepeda tua di Indonesia pada umumnya," katanya. (AFR/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
