Jakarta (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan, negaranya berkeinginan menjadi mitra dagang dan investor nomor satu di Indonesia dari saat ini hanya nomor tiga.

"Tadi Presiden Yudhoyono bilang kami mitra dagang nomor tiga dan juga investor nomor tiga. Kami tidak suka menjadi yang nomor tiga, kami ingin menjadi nomor satu dan akan melakukan apa pun yang kami bisa untuk menjadi nomor satu," kata Obama dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono usai pertemuan bilateral antara kedua pemimpin di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa.

Obama berjanji untuk mengumpulkan pebisnis dan pemodal Amerika Serikat (AS) dan mencari peluang ekonomi di Indonesia.

Sedangkan Presiden Yudhoyono menyatakan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan AS memang akan ditingkatkan dan pasti bisa ditingkatkan mengingat besarnya daya ekonomi AS serta pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Presiden Yudhoyono dan Obama usai pertemuan bilateral menandatangani perjanjian kerja sama komprehensif antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS). Perjanjian komprehensif itu merupakan upaya untuk meningkatkan kerja sama yang nyata antara Indonesia dan AS pada masa depan.

Sebelumnya, saat pembukaan pertemuan bilateral di Istana Merdeka, Obama percaya bahwa Indonesia adalah kekuatan baru, baik di kawasan maupun tingkat global. "Saya percaya bahwa Indonesia bukan hanya kekuatan regional yang sedang naik, tapi juga kekuatan global," katanya.

Pertemuan bilateral itu adalah pertemuan dalam format besar dan diikuti sejumlah menteri dan pejabat lain dari kedua negara.

Pada saat yang sama, Presiden Yudhoyono berharap kerja sama antara Indonesia dan Amerika Serikat bisa diperluas dan diperdalam. Dengan demikian, kedua negara akan semakin maju.

Sebelumnya Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan investasi Amerika Serikat di Indonesia meningkat, yang ditandai dengan pencapaian investasi negara itu pada kuartal III sebesar 871 juta dolar AS. "Pada kuartal III 2010 sudah 871 juta dolar AS. Itu investasi meningkat pesat di luar migas," ujarnya.

Ia menjelaskan investasi AS di Indonesia makin meningkat setiap tahun. Pada 2008 nilai investasi AS mencapai 157 juta dolar AS, pada 2009 mencapai 171 juta dolar AS dan pada kuartal III 2010 telah mencapai 871 juta dolar AS.

Hatta juga mengharapkan tren perdagangan antara Indonesia dan AS dapat kembali meningkat seperti pada 2008 yang mencapai 21 miliar dolar AS.

"Pada 2009 memang menurun sedikit, 2010 menunjukkan tren naik lagi dan trennya akan kembali pada kondisi 2008 sekitar 21 miliar dolar AS. Dimana Indonesia selalu surplus lebih dari 5 miliar dolar AS," ujarnya.

Peluang
Sementara itu Ketua Umum Dewan Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan, kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Indonesia merupakan peluang untuk meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara.

"Kunjungan ini bisa memberi semangat ke dalam. Kita bisa memanfaatkannya untuk meyakinkan pelaku usaha di sana bahwa Indonesia adalah negara tujuan investasi yang menarik," katanya.

Pemerintah bersama pelaku usaha Indonesia, menurut dia, selanjutnya bisa memanfaatkan kunjungan orang nomor satu negara Paman Sam itu sebagai alat promosi untuk menarik lebih banyak investasi Amerika Serikat dan menawarkan produk ekspor ke sana.

"Supaya pebisnis sektor swasta di sana lebih memperhatikan Indonesia sebagai daerah tujuan investasi yang menarik," katanya.

Ia menambahkan, pelaku usaha dalam negeri selanjutnya juga harus proaktif melakukan upaya-upaya untuk memperbesar pangsa pasar produk ekspor Indonesia ke Amerika Serikat.

Sebelumnya Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat juga berharap kedatangan Barack Obama dapat mendorong peningkatan investasi Amerika Serikat ke Indonesia pada sektor industri pengolahan.

"Selama ini dia kan ambil minyak dan gas, pertambangan, sumber daya alam. Saya minta selanjutnya dia masuk industri lain seperti industri alat berat," katanya.

Sementara Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar memandang kunjungan Obama sebagai saat untuk menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang makin cepat.

Menurut dia, Amerika Serikat merupakan sumber investasi yang penting sehingga hubungan yang ada perlu terus diperbaiki untuk menarik lebih banyak investasi dan keuntungan dari kegiatan perdagangan.

Hujan
Presiden Obama melakukan kunjungan kenegaraan kurang dari 24 jam di Indonesia, 9-10 November 2010. Selain melakukan pertemuan dwipihak dengan Presiden Yudhoyono, pada Rabu (10/11) ia juga dijadwalkan berkunjung ke Masjid Istiqlal dan memberikan pidato di Universitas Indonesia.

Presiden Barack Obama didampingi Ibu Negara AS Michelle Obama, tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa sekitar pukul 16.20 WIB setelah menempuh perjalanan sekitar enam jam dari India.

Gerimis mengiringi kedatangan Obama dan rombongan di Jakarta. Setibanya di Bandara Halim Perdanakusuma Obama langsung menuju Istana Merdeka.

Obama beserta rombongan tiba di Istana Merdeka Jakarta tepat pukul 17.00 WIB dan langsung disambut oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ibu Ani Yudhoyono.

Beberapa saat kemudian, Presiden Yudhoyono dan Obama memasuki ruang Kredensial di dalam Istana Merdeka dan berfoto bersama di hadapan para pewarta. Setelah itu, keduanya memasuki ruang Jepara untuk melakukan pertemuan bilateral dalam format kecil.

Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa sore, diguyur hujan lebat, tepat ketika segala persiapan menyambut kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama sedang dilakukan.

Hujan lebat mengguyur kawasan itu sejak sekitar pukul 16.00 WIB, atau beberapa saat sebelum Obama dan rombongan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma.

Akibat hujan, sejumlah perlengkapan yang akan digunakan untuk menyambut Obama di halaman Istana Merdeka basah kuyup.

Panggung kehormatan yang tepat berada di depan istana tak luput dari guyuran air hujan. Sejumlah penyangga kamera televisi yang sudah disiagakan juga basah. Sejumlah pekerja istana dan beberapa wartawan sibuk memindahkan peralatan itu ke tempat yang tidak terkena hujan.

Akibat hujan, upacara penyambutan yang rencananya digelar di halaman Istana Merdeka dibatalkan sehingga dialihkan ke teras istana.
(U002/Z002)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010