Surabaya (ANTARA News) - Gunung Bromo mengalami erupsi non-letusan atau fase erupsi efosif akibat naiknya magma ke atas permukaan. "Erupsi efosif itu terjadi pada pukul 17.22 WIB," kata Kasubbid Pengamatan Gunung Api PVMBG Agus Budianto kepada ANTARA melalui telepon, Jumat malam.

Menurut dia, erupsi efosif itu berarti keluarnya magma di sekitar kawah dan untuk Bromo mungkin saja dapat meleleh hingga ke lautan pasir.

"Laporan yang kami terima mencatat fase erupsi efosif itu setinggi 600 hingga 700 meter, sehingga hanya terjadi di sekitar kawah dan tidak sampai keluar," katanya.

Namun, katanya, pihaknya akan terus memantau kecenderungan gempa vulkanik, tremor, dan konsekuensinya yang hingga kini masih cenderung fluktuatif.

Erupsi non-letusan itu dibenarkan warga Tosari, Pasuruan, Trisno Sutejo, yang rumahnya berjarak sekitar 3 kilometer dari Gunung Bromo (dari arah Pasuruan).

"Ya, saya melihat sendiri ada asap hitam tebal yang membumbung tinggi ke udara, tapi saya nggak mendengar ledakan atau melihat hujan abu," katanya.

Informasi dari sumber lain mencatat erupsi gunung api ada dua jenis yakni erupsi letusan (eksplosif) dan erupsi non-letusan (efosif). Erupsi eksplosif adalah ledakan, sedangkan erupsi efosif adalah erupsi yang mengeluarkan material vulkanik.

Material vulkanik di Gunung Bromo adalah debu hitam (bukan lava pijar), sedangkan material vulkanik di Gunung Merapi adalah lava pijar.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menyatakan pihaknya telah menyiapkan sejumlah titik pengungsian bila terjadi sesuatu dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim juga menyiapkan dana "on call" senilai Rp2,5 miliar.(*)
(T.E011/A023/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010