Surabaya (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur tidak akan menyalurkan bantuan logistik kepada warga di sekitar Gunung Bromo selama mereka tidak bersedia mengungsi.

"Selama mereka tidak mau mengungsi, kami tidak akan memberikan bantuan logistik," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Jatim, Gunarto, di Surabaya, Jumat malam.

Pihaknya telah menyiapkan 20 lokasi pengungsian di sejumlah gedung sekolah, balai desa, dan fasilitas umum lainnya di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

Bahkan petugas pun telah disiagakan untuk membantu warga sekitar Gunung Bromo, baik yang ada di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo maupun Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, untuk mengungsi.

"Namun tetap saja mereka, khususnya yang tinggal di Kabupaten Probolinggo tidak mau mengungsi," kata Gunarto yang terus memantau aktivitas Gunung Bromo melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim.

Sejak Gunung Bromo ditetapkan status Awas (level IV) tiga hari lalu, Pemprov Jatim sudah meminta warga yang tinggal di sekitar radius tiga kilometer dari kawah untuk mengungsi.

Pemprov Jatim juga meminta warga setempat membawa serta binatang ternaknya. "Kalau memang ada yang mati, pemerintah yang akan menanggungnya," kata Gunarto.

Bahkan, Pemprov Jatim juga siap mencairkan dana bencana senilai Rp25 miliar yang dialokasikan dalam Perubahan APBD tahun 2010, untuk menangani dampak letusan gunung api yang berada di wilayah perbatasan Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Malang itu.

"Prosedur mitigasi sebagaimana rekomendasi PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) juga telah kami siapkan," katanya.

Setelah sempat tenang selama dua hari, Gunung Bromo kembali mengalami peningkatan aktivitas, Jumat petang sekitar pukul 17.22 WIB.

Kepala Sub-Bidang Pengamatan Kegunungapian PVMBG, Agus Budianto, mengatakan peningkatan aktivitas itu ditandai dengan naiknya magma ke permukaan kawah hingga mencapai ketinggian 600-700 meter.

Menurut dia, sifat letusan yang terjadi saat itu hanya efusif (tertahan), tidak eksplosif seperti yang sempat terjadi tiga hari sebelumnya.

Meskipun demikian pihaknya akan memantau peningkatan aktivitas itu melalui data kegempaan, baik tremor, vulkanik, maupun tektonik.

(T.M038/I007/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010