Probolinggo (ANTARA News) - Jalur alternatif untuk bisa melihat keindahan Gunung Bromo atau matahari terbit ("sun rise") di penanjakan dua (Kedalu) Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jatim, hingga kini masih sering dikunjungi wisatawan mancanegara.

Salah seorang warga setempat dan sekaligus penjaga penanjakan dua, Muliyat (60) mengatakan, penanjakan dua masih ramai dikunjungi wisatawan asing, meski wisata Bromo sejak sepekan lalu ditutup karena status gunung meningkat dari Siaga ke Awas.

"Tadi pagi (29/11) sekitar pukul 03.00 hingga 06.00 WIB ada sekitar 50 wisatawan asing yang datang ke sini," katanya saat ditemui di penanjakan dua, Senin.

Menurut dia, para wisatawan mancanegara tersebut menyewa mobil jip (SUV) menuju penanjakan dua untuk melihat matahari terbit dan kepulan asap hitam tebal yang keluar dari kawah Gunung Bromo (2.329 mdpl).

Selain dini hari, lanjut dia, para wisatawan asing juga datang pada siang hingga sore hari, guna melihat matahari turun.

"Tapi kebanyakan mereka datang pada dini hari," ujarnya.

Menurut dia, para wisatawan asing tersebut tidak takut dengan status Gunung Bromo kali ini. Bahkan mereka merasa menikmati kepulasan asap tersebut.

Menurut dia, penanjakan dua merupakan tempat alternatif untuk melihat keberadaan gunung api yang menjadi ikondan primadona pelancongan Jatim, dari jarak jauh.

Untuk itu, Muliyat selalu membersihkan sampah-sampah bekas milik wisatawan yang ada di sekitar areal tersebut setiap harinya.

Bahkan, ia juga memotong rumput dan melebarkan areal tersebut menjadi lebar agar bisa dibuat parkir mobil.

"Biasanya tamu-tamu di sini memberi saya uang untuk membeli rokok dan makanan. Ya sifatnya sukarela, saya tidak menarif parkir," ucapnya.

Sementara itu, pantauan ANTARA di lokasi kejadian tampak asap hitam keluar dengan mengarah ke atas (vertikal) sekitar pukul 06.00 WIB.

Hal itu jarang terjadi, mengingat biasanya asap mengarah ke barat daya atau tepatnya ke Kabupaten Malang. Namun, hal itu tidak berlangsung lama karena udara kembali berembus ke barat daya.(*)

A052/C004

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010