Kairo (ANTARA News) - Grup musik tradisional gamelan dan rampak gendang pimpinan Yoyon Darsono dari Bandung, Jawa Barat, unjuk kebolehan di depan publik Aljazair.

Pagelaran seni budaya yang dikemas dalam program "Gamelan & Rampak Kendang Workshop" di ibu kota Alger itu dibuka pada Ahad (5/12) dan akan berlangsung hingga 27 Desember , kata Duta Besar (Dubes) RI untuk Aljazair Yuli Mumpuni Widarso yang dihubungi ANTARA Kairo, Rabu.

Pembukaan di aula Institut Musik Nasional Aljazair (Institute National Superieur de Musique de Algerie) di Alger dimeriahkan dengan beberapa pertunjukan lagu tradisional seperti "Gundul-Gundul Pacul" serta permainan musik gamelan dan rampak gendang.

"Begitu lagu "Gundul-Gundul Pacul" dinyanyikan, terdengar tepuk tangan dari hadirin yang umumnya mahasiswa dan dosen Institut Musik Nasional Aljazair," kata Dubes Yuli.

Dubes Yuli dalam sambutannya pada pembukaan menjelaskan tentang keanekaragaman musik tradisional di Indonesia yang berkembang sesuai dengan tradisi dan kesenian masing-masing suku.

"Jika gamelan diperkenalkan ke Indonesia oleh kebudayaan India (Hindu) yang terdapat di beberapa pulau di Indonesia, Rampak Kendang hanya terdapat di Jawa Barat yang merupakan hasil evolusi musik budaya Islam (bedug)," katanya.

Sementara itu Direktur Institut Musik Nasional Aljazair Mme. Bouchtout Karima dalam sambutannya menyampaikan penghargaan kepada KBRI Alger yang berinisiatif menyelenggarakan workshop yang ditunggu-tunggu para mahasiswa dan dosen.

Yoyon Darsono dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung mengemukakan bahwa sebagai sesama negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, penyelenggaraan program Workshop ini juga merupakan ajang silaturahmi antara musisi Indonesia dan Aljazair yang sama-sama berlatar belakang budaya Islam, melalui musik.

Menurut Yoyon, pihaknya tersanjung dengan sambutan positif dari mahasiswa dan dosen Istitut Musik Aljazair terhadap program seni budaya ini dan tersentuh oleh pernyataan seorang mahasiswa Aljazair bahwa baru pertama kali ini mendengar alunan nada yang begitu indah dari Indonesia.

Antusiasme dan ketertarikan mereka terpuaskan ketika para mahasiswa dipersilakan naik panggung untuk mencoba memainkan instrumen gamelan dan kendang, ujar Dubes Yuli.

Pada akhir program workshop direncanakan digelar pertunjukan gamelan dan rampak kendang berkolaborasi dengan instrumen musik tradisional Aljazair yang dimainkan oleh para peserta workshop. (*)
(T.M043/N002/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010