Yogyakarta (ANTARA News) - Masyarakat diharapkan menurunkan tensi politik dan kembali tenang setelah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memutuskan mendukung keistimewaan, kata Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono X.

"Saat ini aspirasi masyarakat telah disampaikan ke dewan, dan dewan juga sudah memutuskan mendukung penetapan gubernur DIY. Saya berharap masyarakat Yogyakarta menurunkan tensi politik dan kembali tenang," katanya di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, penurunan tensi politik harus dilakukan mengingat suasana saat ini menjadi memanas karena pernyataan pemerintah pusat yang berkaitan dengan RUUK DIY.

"Setelah gonjang-ganjing, masyarakat bisa kembali fokus untuk bekerja membangun DIY. Saya juga berharap setelah adanya keputusan DPRD DIY ini masyarakat Yogyakarta bisa kembali tenang dan menjalankan aktivitas seperti biasa," katanya.

Ia mengatakan, masyarakat kini tinggal menunggu penyelesaian Rancangan Undang-undang Keistimewaan (RUUK) DIY di pusat. Pemerintah akan menyerahkan draf RUUK DIY tersebut kepada DPR, kemudian dilanjutkan ke pembahasan.

"Saya juga mengajak masyarakat mencermati dan mengawal proses tersebut sehingga hasil pembahasan RUUK DIY bisa sesuai dengan aspirasi masyarakat," kata Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Menurut dia, sebagai gubernur dan sultan bersama Paku Alam IX tidak akan meninggalkan warga DIY dan akan tetap bersama serta berada di tengah masyarakat.

"Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan warga terkait dengan RUUK DIY. Saya juga berterima kasih dan menghargai sikap DPRD DIY yang secara tegas mendukung keistimewaan Yogyakarta, yang sesuai dengan aspirasi masyarakat," katanya.

Sultan enggan mengomentari pernyataan Fraksi Partai Demokrat yang akan mendukung Sultan jika bersedia menjadi gubernur seumur hidup.

"Saya tidak mengetahui usulan itu dan saya tidak akan berkomentar. Masak jika saya sudah tidak mampu, misalnya sudah berumur 80 tahun dan saya sudah `tuyuk-tuyuk` (jompo), saya menjabat gubernur, ya tentu tidak sanggup," katanya.(*)

ANT/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010