Sidoarjo (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) menargetkan perbaikan tanggul yang jebol di titik 80 akibat tanah ambles itu bisa diselesaikan dalam waktu sepekan.

Wakil Kepala Hubungan Masyarakat BPLS, Akhmad Kusairi, pada Jumat mengatakan, saat ini material air yang berada dari dalam kolam penampungan sudah tidak keluar lagi sehingga perbaikan tanggul bisa segera dilakukan.

"Tepat pukul 01.00 WIB, air yang ada di dalam kolam penampungan sudah tidak keluar dan saat ini material sirtu yang akan digunakan untuk penanggulan sudah bisa masuk ke lokasi," katanya.

Pria yang akrab dipanggil Arik ini mengatakan, target penanggulangan dalam waktu sepekan tersebut bisa dengan cepat direalisasikan asalkan di kawasan lokasi tanggul jebol tidak turun hujan.

Kalau lokasi tanggul jebol turun hujan maka, proses perbaikan tanggul yang dilakukan akan menjadi sia-sia karena urugan sirtu tersebut akan menjadi bubur.

"Kami berharap dalam beberapa hari ke depan tidak turun hujan supaya proses perbaikan tanggul penahan lumpur ayng jebol bisa segera diselesaikan," katanya.

Tanggul penahan lumpur itu memang sering ambles tapi tidak sampai terjadi jebol karena posisi debit air dari dalam kolam penampungan yang lebih rendah dari posisi bibir tanggul.

"Mungkin, pada saat kejadian berlangsung kolam penampungan lumpur sedang dalam posisi penuh akibat diguyur hajan dalam beberapa hari terakhir," katanya.

Dengan demikian, kata dia, air dengan mudah meluber keluar dan menggerus bibir tanggul dan akhirnya tanggul menjadi jebol.

"Saat ini sejumlah petugas sudah dikerahkan untuk mengoperasikan alat berat guna melakukan perbaikan tanggul supaya masyarakat di sekitar tanggul tidak was-was," katanya.

Sebelumnya tanggul penahan lumpur di titik 80 Jebol yang disebabkan oleh penurunan tanah yang terjadi di kawasan itu.

Akibatnya, luberan air yang ada di dalam kolam penampungan tersebut menggenangi halaman rumah warga yang ada di sekitar tanggul setinggi 10 sampai 15 centimeter.
(T.ANT-074/F002/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010