Jakarta (ANTARA News) - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, menilai bahwa demokrasi saat ini cenderung transaksional untuk tukar menukar agenda.

"Demokrasi saat ini lebih transaksional," kata Mahfud, saat berbicara dalam acara "Haul satu Tahun Wafatnya Abdulrahman Wahid (Gus Dur)" di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu.

Hal ini diungkapkan Mahfud saat mengenang Gus Dur sebagai salah seorang tokoh yang mejaga konstitusi dan demokrasi.

Ia menceritakan pengalaman dirinya ketika Gus Dur diambang diturunkannya dari jabatan Presiden RI. Kala itu, menurut dia, ada sekelompok orang menghubungi dirinya untuk mempertemukan dan ingin membantu menyelamatkan jabatan presiden Gus Dur.

"Hal ini langsung saya sampaikan, namun Gus Dur menanyakan apa yang diperbuat untuk membantu dirinya," katanya.

Mahfud yang sat itu menjabat menjadi Menteri Pertahanan langsung menghubungi kelompok orang tersebut, dan menanyakan apa yang akan diperbuat untuk menyelamatkan Gus Dur.

"Mereka meminta Gus Dur membacakan dekrit merubah dasar negara Indonesia dari Pancasila menjadi Negara Islam, namun Gus Dur menjawab lebih baik kehilangan jabatan daripada mengkhianati konstitusi," ungkap Mahfud.

Selain itu, lanjutnya, beberapa pimpinan partai juga menemui dirinya untuk menyampaikan kepada Gus Dur, agar melakukan perombakan kabinet yang ditentukan oleh partai.

"Namun, Gus Dur menolaknya karena tidak mau demokrasi diberlakukan seperti pasar, sebagai tempat transaksi," kata Mahfud.
(ANT/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010