Surabaya (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan, belum menaikkan status Gunung Bromo dari siaga ke awas, meski material vulkanik berupa lava pijar sempat dimuntahkan bersamaan terjadinya letusan dari kawah Bromo.

"Lava pijar sifatnya menerus terjadi, baik di siang hari maupun malam hari. Sementara yang terlihat saat ini pada waktu malam hari," kata Kepala Bidang Mitigasi Bencana Geologi dari PVMBG, Gede Suantika, saat dihubungi ANTARA News melalui telepon selulernya, Kamis.

Menurut Gede, selama 11 hari terakhir ini, ketinggian abu vulkanik mencapai 1.200 meter hingga 2.000 meter dengan rata-rata amplitudunya 30 milimeter .

"Sifatnya terus menerus dengan arah angin berubah-ubah. Kadang ke timur laut dan utara. Tapi saat ini lebih condong ke Probolinggo," katanya.

Namun demikian, lanjut dia, PVMBG belum memutuskan untuk meningkatkan status Gunung Bromo meski material vulkanik berupa bebatuan dan lava pijar keluar dari kawah Bromo.

"Material vulkanik belum sampai ke perkampungan penduduk. Hingga saat ini baru di sekitar kawah atau berjarak sekitar 100 meter saja," katanya.

Hanya saja, lanjut dia, hujan abu masih berlangsung hingga saat ini. Diketahui ketinggian abu vulkanik di sekitar lereng Gunung Bromo khususnya di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo sudah mencapai 15 centimeter.

Melihat kondisi tersebut, Gede tidak melarang jika ada penduduk yang mengungsi ke tempat-tempat penampungan yang disediakan pemerintah setempat yang ada di sekitar Kecamatan Sukapura.

"Kalau ada warga yang mengungsi, ya, silahkan. Tapi di sini masih ada penduduk yang tetap bertahan di rumahnya masing-masing," ujarnya.

Sebelumnya, puluhan warga Desa Ngadirejo yang jaraknya sekitar 4-5 kilometer dari kawah Gunung Bromo mengungsi karena karena kuatir letusan susulan akan terjadi lebih besar pada Kamis dini hari.

Warga tersebut ditampung di kantor Kecamatan Sukapura, hotel dan gedung sekolahan yang merupakan daerah aman dengan radius 15 Kilometer dari kawah Gunung Bromo.
(T.A052/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010