Jerusalem (ANTARA News) - Tahun 2010 menyaksikan serangan gerilyawan terendah terhadap Israel dan jumlah korban terendag sejak meletusnya perlawanan Palestina atau intifada satu dasawarsa lalu, demikian menurut badan keamanan Shin Bet yang dikutip AFP.

Bagaimanapun, badan keamanan dalam negeri Israel itu memperingatkan bahwa para penguasa di Jalur Gaza telah meningkatkan upaya untuk menyelundupkan senjata maju ketika bersiap menghadapi konflik pada masa depan dengan Israel.

Shin Bet mencatat bahwa sembilan warga Israel tewas dalam serangan gerilyawan garis keras Palestina pada 2010, menurun dari 15 orang pada 2009 dan puncaknya 452 orang pada 2002.

Pada tahun kedua dalam dalam perselisihan tidak ada pemboman bunuh diri, kata Shin Bet dalam satu pernyataan.

Dan meskipun ada hujan serangan roket dan mortir belakanan ini yang ditembakkan dari Gaza ke Israel, 2010 secara signifikan lebih tenang dengan 150 roket dan 215 mortir yang diluncurkan.

Itu menurun dari 569 roket dan 289 mortir yang diluncurkan pada 2009, serta 2.048 roket dan 1.668 mortir pada 2008, Shin Bet merinci.

Pada Desember 2008 Israel melancarkan serangan 22 harinya yang menghancurkan di Gaza dalam upaya untuk menghentikan serangan roket gerilyawan Palestina. Konflik itu menewaskan 1.400 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, dan 13 orang Israel, 10 dari mereka tentara.

Shin Bet memperingatkan bahwa meskipun tenang, Hamas terus mengupayakan dan menyelundupkan "senjata berkualitas" ke Gaza.

"Dalam setahun terakhir ratusan roket setingkat roket militer telah diselundupkan ke jalur itu, sebagian besar dengan jarak tembak 20 hingga 40 kilometer), sekitar seribu mortir dan puluhan senjata anti-tank dan berton-ton material mentah untuk membuat bahan peledak," kata pernyataan tersebut.

Menurut badan keamanan itu, sebagian besar dari senjata-senjata tersebut berasal dari Iran dan diselendupkan ke Gaza melalui Sudan dan Semenanjung Sinai Mesir.
(Uu.S008/S004/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010