Seoul (ANTARA News) - Lima bebek liar ditemukan mati di Korea Selatan (Korsel) pekan ini telah mengkonfirmasi terinfeksi strain virus flu burung yang mematikan saat negara tersebut berusaha melawan wabah pertama dalam dua tahun ini.

Pengujian menunjukkan lima bangkai yang ditemukan di kota Sacheon pada 26 Desember telah terjangkit virus H5N1, menurut pernyataan kementerian pertanian, Sabtu.

Strain sama --yang berisiko pada manusia-- juga telah terdeteksi pada burung liar dan kotorannya di empat lokasi lain di seluruh negara tersebut sejak 7 Desember 2010, katanya, seperti dikutip AFP.

Korsel pada Jumat mengkonfirmasi wabah flu burung dan lebih dari 100.000 burung telah dikorbankan oleh pihak berwenang agar menahan penyebaran virus itu.

Dua peternakan ayam, satu di pusat kota Cheonan dan lainnya di kota Iksan di sebelah barat daya Korea Selatan, telah terkonfirmasi telah ditampung, kata kementerian itu.

Banyak petugas kesehatan telah menempatkan zona karantina dengan radius lebih dari 10 kilometer, melarang pergerakan kendaraan dan orang serta melakukan disinfektasi darurat.

Mereka juga telah meningkatkan inspeksi burung liar dan mengimbau perdagangan binatang unggas untuk melakukan kewaspadaan tinggi seperti mendirikan jaring di sekitar peternakan mereka supaya tidak ada burung liar yang masuk.

Wabah flu burung memperburuk sistem kesehatan negeri tersebut, yang masih sedang berjuang menahan flu babi dan penyakit kaki dan mulut (FMD) yang terjadi di negeri ginseng itu.

Korea Selatan sudah tiga kali terserang flu burung, dengan wabah terakhir terjadi pada April 2008.

Pada 2008, Korsel harus membinasakan delapan juta unggas guna melawan virus itu, menyebabkan kerusakan yang diestimasikan hingga 200 miliar won (Rp.1,8 triliun pada saat itu).

Empat orang telah terkonfirmasi tertular virus flu burung pada akhir 2003 di Korsel tetapi mereka hanya menunjukkan beberapa gejala saja, kata pihak kesehatan Korsel.
(Uu.KR-IFB/H-AK/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011