Wina (ANTARA News/AFP) - Iran belum mengundang Amerika Serikat untuk mengunjungi instalasi nuklirnya, kata beberapa sumber diplomatik yang dekat dengan Badan Nuklir PBB, IAEA, pada Selasa, menyusul pengumuman Teheran tentang undangan tersebut.

Di antara enam negara kuat dunia yang terlibat dalam pembicaraan terkait program nuklir Teheran, hanya Rusia dan China yang telah mengkonfirmasi undangan itu, kata beberapa sumber di Wina.

Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis dan Jerman, di sisi lainnya belum menerima undangan yang dimaksud, kata mereka.

Dalam sebuah surat bertanggal 27 Desember, Iran mengundang para duta besar untuk berkunjung ke instalasi nuklir di Bushehr dan Natanz pada 15 dan 16 Januari, menurut sumber diplomatik pada Selasa.

China, yang merupakan sekutu dekat serta mitra ekonomi Iran, telah mengonfirmasi bahwa mereka turut diundang pihak Teheran.

Hungaria sebagai presiden Uni Eropa, juga mengumumkan bahwa pihaknya telah menerima undangan untuk mengunjungi instalasi nuklir Iran pada Januari dan mengatakan bahwa mereka akan membicarakan undangan tersebut dengan anggota Uni Eropa lainnya.

Beberapa sumber diplomatik menyebutkan bahwa kunjungan tersebut bisa saja ditentang Prancis dan Jerman.

Negara yang diundang di antaranya adalah Mesir, Kuba serta perwakilan dari Liga Arab dan Gerakan Non Blok, kata beberapa sumber diplomatik itu.

Dalam sebuah langkah yang langka, pemerintah Iran pada Selasa mengumumkan undangan kepada utusan beberapa negara yang terwakili dalam Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk mengunjungi instalasi nuklirnya.

"Para perwakilan dari beberapa negara Uni Eropa, Gerakan Non-Blok (GNB), dan beberapa utusan lain dari enam negara kuat dunia telah diundang untuk berkunjung ke instalasi nuklir kami," kata juru bicara kementerian luar negeri Iran Ramin Mehmanparast kepada wartawan.

Ia mengatakan bahwa undangan tersebut merupakan bagian dari upaya Iran untuk menunjukkan kerja samanya dengan IAEA.

IAEA mengatakan bahwa mereka belum mengetahui perihal undangan itu dan menolak berkomentar lebih jauh.(*)

(Uu.KR-PPT/S008/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011