Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 79 dari 8.000 warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di sejumlah wilayah negara bagian Queensland , Australia terpaksa mengungsi dari bencana banjir yang sudah terjadi lebih dari dua pekan terakhir.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene ketika dihubungi di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa sejauh ini Konsulat Jenderal RI(KJRI) di Sidney juga sudah melakukan koordinasi dengan organisasi masyarakat dan pelajar serta tokoh masyarakat setempat untuk membantu penanganan banjir tersebut.

Sejauh ini, KJRI juga sudah menghubungi sejumlah WNI yang bertempat tinggal di sekitar daerah bencana untuk menyelamatkan diri mereka dan memanfaatkan 12 tempat penampungan yang sudah di bentuk berdasarkan koordinasi.

"Hingga saat ini sebanyak 79 WNI sudah diminta untuk mengungsi di 12 shelter (penampungan) banjir," kata Michael.

Selain berkoordinasi untuk pengadaan shelter dan imbauan untuk mengungsi dari bencana tersebut, KJRI juga membuka hotline dengan menghubungi nomor telepon +61416208869 bagi warga Indonesia yang ingin mengetahui kabar kerabatnya di sana dan sebaliknya.

Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Informasi tentang kemungkinan adanya korban WNI dikumpulkan dari Persatuan Pelajar-Mahasiswa Indonesia di Australia (PPIA) cabang Queensland maupun dari berbagai asosiasi masyarakat Indonesia di Negara bagian Queensland tersebut.

Sebelumnya pemerintah Indonesia telah memberikan bantuan dana sebesar satu juta dolar AS kepada Pemerintah Australia dalam mengatasi bencana banjir yang terjadi di Queensland, Australia.

Berdasarkan instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pemberian bantuan ini telah disampaikan langsung oleh Menlu Marty Natalegawa kepada Menlu Australia, Kevin Rudd melalui pembicaraan telepon Rabu (12/1) pagi.

Bantuan dana sebesar satu juta dolar AS tersebut diberikan kepada Pemerintah Autralia, melalui Queensland Premiere?s Disaster Relief Appeal Fund yang dibentuk Pemerintah Queensland untuk membantu dan meringankan beban yang dihadapi para korban bencana banjir dan keluarganya.

Bantuan ini, selain merupakan manifestasi dari hubungan baik kedua negara yang selama ini telah terjalin, namun juga sebagai bentuk solidaritas dan simpati yang ditunjukkan oleh Pemerintah Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia.

Berkaitan dengan bencana banjir Queensland, yang sudah berlangsung lebih dari dua pekan terakhir ini, Biro Meteorologi Pemerintah Australia (AGBM) terus memperbaharui peringatan dan hasil pemantauannya.

Pada Rabu pagi, AGBM Queensland pun telah mengeluarkan peringatan banjir bagi warga masyarakat yang tinggal di belasan daerah aliran sungai yang melintasi kota Brisbane dan beberapa wilayah lain, seperti sungai kecil Cooper, Sungai Burnett, serta Sungai Caboolture dan Sunshine Coast.

Peringatan yang sama juga dikeluarkan untuk daerah aliran sungai Condamine dan Balonne, Fitzroy, Lockyer, Bremer, Warrill, Brisbane (termasuk kota Brisbane), Logan, Albert, Mary, Moonie, Stanley, Weir, dan Macintyre.(*)

A050/A011

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011