London (ANTARA News) - Gajah purba atau mammoth sudah punah 8.000 tahun lalu, tetapi dalam lima tahun binatang berbulu itu bisa berjalan di bumi lagi.

Para ilmuwan Jepang berada di balik proyek ambisius untuk mendatangkan mamalia yang sudah lama mati itu bangkit dari kubur.

Kehamilan gajah purba itu memerlukan 600 hari atau lebih, jadi,  bayi gajah purba  pertama dalam era modern bisa lahir dalam empat atau lima tahun ke depan.

Dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan sudah menggunakan contoh rambut yang terbekukan di es Siberia  untuk menyusun kode genetik gajah purba itu. Dan, DNA yang diawetkan dalam tulang sudah digunakan untuk menciptakan darah binatang besar prasejarah itu.

Para peneliti dari Universitas Kyoto merencanakan ekspedisi ke tanah es di Siberia musim panas ini untuk mencari spesimen beku yang masih kaya DNA.

Pilihan lain adalah mengambil contoh kulit atau jaringan karkas dari koleksi riset, demikian laporan surat kabar Yomiuri Shimbun.

Cukup satu sampel ukuran satu inci persegi untuk menyediakan semua informasi genetik yang diperlukan.

DNA dari sel-sel mammoth akan disuntikkan ke dalam telur kosong, yang diambil dari gajah, saudara dekatnya yang masih hidup.

Telur itu kemudian dirangsang dengan listrik untuk membuatnya berkembang dan berpisah, seperti embrio normal. Telur itu kemudian dibiarkan matang di lab selama beberapa hari, sebelum dimasukkan ke dalam rahim gajah yang bertindak sebagai ibu pengganti, dengan harapan gajah itu pada akhirnya akan melahirkan bayi mamut.

Proyek itu akan membangun kesuksesan para peneliti Jepang lain yang dua tahun lalu menciptakan kloning tikus yang sudah mati dan dibekukan selama 16 tahun.

Proyek itu tidak akan mudah, dengan proses rumit penuh dengan kemungkinan akan kegagalan, keguguran dan penderitaan binatang.

Untuk menghidupkan kembali para ilmuwan membutuhkan contoh DNA utuh untuk mengkloning dan seekor gajah berlaku sebagai ibu pengganti, yaitu menyumbangkan telur dan rahimnya.

Saat menghidupkan kembali tikus, lebih dari 1.100 usaha yang dilakukan hanya menghasilkan tujuh klon sehat.

Bila para ilmuwan berhasil, masalahnya tidak berakhir dengan kelahiran. Pemimpin proyek Profesor Akira iritani mengatakan:"Bila klon embrio bica diciptakan, kami perlu berdiskusi, sebelum menanamnya ke dalam rahim, tentang bagaimana mengembang biakkan gajah purba itu dan apakah perlu untuk menampilkannya ke publik."

Penelitian bayi gajah purba menjelaskan mengapa kawanan mahkluk besar yang pernah berjalan di sepanjang Eurasia dan Amerika Utara itu mati 8.000 tahun lalu pada akhir jaman es.

Beberapa pakar menganggap bahwa mammoth diburu hingga punah oleh spesies yang menjadi predator dominan di bumi, manusia.

Pakar lain berpendapat bahwa perubahan iklim lebih sebagia penyebabnya karena  spesies yang terbiasa dengan cuaca dingin menjadi sakit akibat beradaptasi dengan cuaca panas.

Kloning dinosaurus akan menjadi tugas yang lebih rumit, karena DNA mereka setidaknya akan berumur 65 juta tahun dan cenderung rusak.
(ENY/A038/BRT)



 

Penerjemah:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011